topbella

Jumat, 08 Oktober 2010

Maafkan Aku , Pa....


 ''Aku adalah hasil dari jerih payahmu, aku adalah hasil didikanmu, Aku adalah hasil dari semangatmu dan aku adalah hasil dari doamu. Papa .... Terima Kasih ''

Darimana semua ini bermula, yang kuingat saat aku menginjak bangku SMA. Saat aku mulai terfikir untuk hidup lebih mandiri, saat tekadku terbentuk , aku tidak membebani kalian, mama papa . Aku sayang kalian. Itulah sebabnya aku memilih pergi, pergi untuk merasakan kehidupan tanpa dekat dengan kalian. Aku rasakan kehidupan yang lebih bergejolak, yang harus kutopang sendiri dalam bathin. Yang akhirnya mengajarkan aku , tentang kebahagiaan, kemandirian, Kedewasaan dan Kebijaksanaan.

Keputusanku untuk pergi, menjadi pertimbangan. Mama dengan berat hati mengiyakan, Papa bahkan tidak setuju sama sekali ( yang kufikirkan saat itu, ia masih belum ingin melepaskan anak perempuan satu-satunya untuk hidup sendiri , jauh darinya ) . Tapi entah darimana kekuatan itu, tekad itu muncul . 
''Ma, Pa ... percaya , aku pasti bisa , aku hanya ingin lebih mandiri '' . Dan mereka pun mengiyakan.

Masa SMA kulalui dengan penuh kenangan, penuh sensasi dan penuh dengan hikmah . Semuanya membuahkan hasil, hasil dalam hatiku.Belajar tentang kehidupan dan kesabaran . Selama tiga tahun itu pula , aku selalu mendapat dukungan dari kamu, Papa. Dulu aku tidak mengerti kenapa awal mula kamu berat melepaskanku , tapi setelah satu tahun berikutnya, engkau begitu cuek terhadapku . Tapi sekarang aku paham, papa memegang kalimatku , ''Aku ingin mandiri'' , dan ia pegang kata-kata itu dengan membiarkan aku memendam kerinduan terhadap keluargaku , selalu berkata ''Ah ..masalah gitu aja kok dipikirin'' , saat aku mulai curhat dengan kehidupanku. Dan itu semua untuk membangun benteng dihatiku .

Dan inilah aku, dengan ketegasanmu, aku belajar dan telah menjadi mandiri.Saat SMA, aku bisa mendapatkan uang tambahan untuk diriku sendiri, aku terlena, aku senang. Betapa bahagianya aku , saat aku mengetahui, aku mampu lepas dari kalian, aku mampu hidup dengan tidak membebani kalian, Pa , Ma...
Setelah usai dari SMA pun , aku yang telah terbentuk semakin ketagihan dengan dunia kerja. Saat kuceritakan aku mampu menopang biaya hidupku sendiri selepas SMA, mama hanya tersenyum.Bahagia..Iya...sangat bahagia.Mungkin ia dapatkan satu hal yang paling ia inginkan dariku. Dan papa semakin tegas terhadapku. Aku keras kepala, aku tetap memilih bekerja, dan menolak pemberian mereka karena itu tekadku. Karena aku sudah memulai, dan tidak akan berhenti ditengah jalan. 

Kuliah , Kerja . Hal yang sangat senang kulakukan.Kuliah didua tempat sekaligus , kerja diberbagai tempat.Lepas , Lelah tapi menyenangkan, itulah aku . Terkadang aku berfikir, dulu aku senang bekerja, untuk membuktikan bahwa aku mampu.Setelah aku mengetahui sela, aku bisa menopang hidupku sendiri, aku berfikir apa yang aku kejar , kenapa aku begitu ketagihan bekerja . Dan jawaban itupun aku dapat. Karena aku senang bertemu dengan orang, karena aku senang berbagi cerita dengan prang, karena aku senang belajar dari orang lain. Lelah ? Sangat lelah ..tapi disitulah letak kebahagianku. Dan papa pun seperti telah lepas dariku, dia tidak memikirkanku lagi, mungkin dia akan menempah adik-adikkku untuk lebih mandiri.Dan aku, inilah hidupku, dengan segudang aktivitas , dengan segenap kelelahan.

Aku hanya tersenyum jika ada yang bertanya , ''Tidak capek dek?'' , dan aku pun menjawab ,''Capek Seh, tapi biasa aja denk , ^^ '' . Dan mereka hanya bisa menggelengkan kepala mereka.

Sampai suatu hari, papa yang telah lama melepaskan aku dan kemandirianku memperhatikanku.Saat itu aku tengah bersiap-siap untuk mengajar dimalam hari . Tiba-tiba papa pun bertanya , ''Tidak capek nak ? baru aja pulang, kok pergi lagi ? '', dengan nada yang lembut. Air mataku ingin jatuh, perhatian yang telah begitu lama engkau tahan Pa untuk kemandirianku, akhirnya berakhir, tetapi saat itu aku tidak ingin menangis, aku ingin engkau melihatku Papa, anak perempuanmu yang tidak lemah, aku hanya menjawab,''Ndak pa , Biasa aja kok''. Lalu aku pergi ke dapur untuk mengambil minuman, lalu aku berhenti sejenak, mendengar dialog papa dan mamaku.
''Sayang ari, apa ndak capek setiap hari seperti itu , Ma ...''
''Biarkan saja si ari seperti itu, dia yang memilih seperti itu ...''
''Tapi khan sayang dia, kelelahan , setelah seharian ngajar terus'' , air mataku menetes.Aku tetap terdiam, sembunyi mendengarkan mereka.
''Pa, Mama juga sebenarnya sayang, tapi mama lebih sayang kalau dia harus terus dirumah , dia begitu kesepian , kesepian sendiri, setelah ditinggal pergi abangnya, anak perempuan sendiri, cucu perempuan sendiri, dia begitu lama dengan kesepiannya, kalau dia dirumah lagi, dia terus merasa kesepian itu , biar dia mengajar anak-anak, dia toh dapat teman bicara.Dirumah cuma papa mama , yang lainnya juga punya aktivitas masing-masing''
Papa hanya terdiam . Lalu aku pun keluar, pamit kepada mereka .

Di tengah perjalanan, aku seperti menemukan jawaban baru. Terima Kasih ma , telah mengerti aku, ternyata itu jawabannya selama ini, aku kesepian, dan aku berusaha menghilangkan kesepian itu dengan segudang aktivitasku, supaya aku tidak tenggelam dalam kesepian ini, Aku bukan mengejar materi Ma, Aku bukan mengejar uang untuk kukumpulkan, atpi aku senang dan aku butuh teman selalu bersama, Terima kasih Ma , telah memahamiku, bahwa aku senang sekali bercerita, berbagi dengan orang lain. Aku jatuh cinta dunia mengajar karena aku cinta mereka , anak anak didiku, aku belajar banyak hal dari mereka, terlepas mereka lebih muda atau lebih dariku . Aku hanya tidak ingin sendiri . Terima kasih banyak Mama, sudah mengerti aku , dan keadaanku ...

Dan Untukmu papa, maafkan aku , maafkan aku yang tampak tegar dan kuat , padahal aku masih terlalu lemah dengan kesepian. Bahkan aku tidak mampu memerangi kesepian itu. Maafkan aku Papa, terima kasih atas ketegasanmu mengajarkanku, perhatian yang sekian lama engkau pendam demi kekuatanku, rela engkau akhiri karena engkau menyayangiku, engkau sangat memperhatikanku . Terima Kasih Papa, selalu menungguku pulang dari padatnya aktivitasku . Aku harus selalu tampak kuat didepanmu, tapi aku akui Papa , saat kamu membelakangi diriku, aku meantapmu dari belakang, aku selalu menangis , aku tetap anak perempuanmu, aku tetap lemah dengan kondisi hatiku . Papa , Maafkan aku ....Aku lebih memilih lelah untuk mengusir kesendirian dan kesepianku .

Papa Mama , Aku sayang kalian ...

By : Dik Triesna : Saat Semua Benteng Es itu mencair dalam satu malam, dan jawaban itu kutemukan. 8 Oktober 2010 , 22.18 Memandang Langit malam dengan kerinduan ....


2 komentar:

Aa ii mengatakan...

"..sungguh berbeda dengan diriku yang bekerja bukan hanya untuk menghilangkan kesepian dan bukan hanya butuh teman...tapi ikut memegang tanggung jawab.." seandainya saja aku bisa menulis seprti aa ii mungkin tulisan itu aku jilid aku pajang di lemari...hahahahaah


Mantap....sudah bisa dilanjutkan ke novel ckckckckck

Dik Triesna mengatakan...

Doakan aja bisa buat novel, udah ada ide, tapi males ngetiknya, hehehe

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku