topbella

Rabu, 06 Oktober 2010

Karena aku sayang kalian ......

Kali ini saya ingin bahas tentang makna , "MENGHARGAI". Mudah dikatakan , sering menjadi topik pelajaran , tapi tak satupun orang bisa menerapkannya secara penuh dikehidupan mereka.

  Terlalu sering diucapkan , tapi sulit untuk dipahami, harus sejauh mana direalisasikan, harus seperti apa dilakukan, Toh semua orang masih saja angkuh , untuk menghargai ketulusan orang lain , kebaikan orang lain .... Apakah ozon hidup ini yang membuat manusia terlalu angkuh untuk bisa menghargai sesama , atau dari diri manusia itu sendiri yang menciptakan pribadi angkuh . Sulit Sekali untuk memberikan 2 detik saja untuk mendengarkan, menghargai orang. Sulit.Sangat Sulit .Bahkan sering kali mereka memutarbalikkan menghargai itu dengan sikap mereka sendiri, MEMPERMAINKAN . Tragedi Disekolah ( Selasa, 28 September 2010, Mata Pelajaran TIK ). Suatu hari Guru banyak yang mengeluh dengan kondisi anak-anak dikelas , mereka mulai tidak sopan, membantah, membentak, tidak mengerjakan peer, lari sana , jalan sini , Hufffft , mereka tidak menghargai siapa yang didepan kelas , Sampai segitukah mereka menanamkan dipikiran mereka bahwa guru hanya sebagai pemberi pelajaran , bukan sebagai  pengganti orang tua mereka . Guru itu pun keluar , dengan hati yang perih . Laporan pun sampai kepada kepala sekolah, kebetulan kepala sekolah kami , wanita . Yang kufikirkan , ia seperti ibu , siapapun ia , dia adalah seorang wanita yang memiliki anak dan ingin mendidik anak-anaknya.Entah apa yang mereka lakukan didalam kelas, sampai-sampai kepala sekolah itupun keluar dengan hati yang perih, raut muka sangat sedih.Aku penasaran.

saya masuk kekelas mereka , aku saksikan sendiri tingkah mereka . MEMBENTAK, MEMBANTAH, MELAWAN, LARI SANA LARI SINI , KETAWA2. Marahpun guru yang didepan , mereka membalas membentak, semakin marah , mereka semakin membentak . Aku heran , darimana mereka dapat pelajaran membentak seperti itu . aku tidak punya inisiatif apapun, yang kuinginkan hanya masuk , bersama mereka . Saya Diamkan , 5 menit, tetap sama ( saya hanya duduk diam memandangi mereka, mereka mencemooohkan, mengejek , membentak, seolah olah tidak ada guru didepan kelas  ) , 10 menit , beberapa mulai sadar ( sadar dengan tatapan nanar saya , kosong ) , 15 menit , sang ketua kelas sudah memberikan aba2, 20 menit saya diam , mereka sudah duduk ditempat masing2 dan masih ribut . Saya sedih , SEDIH , bukan karena mereka tidak menghargai saya, tapi sifat mereka , saya yakin mereka sangat hormat pada guru buktinya dalam waktu 45 menit ( dan saya harus menunggu selama 45 menit untuk membangun kesadaran mereka ) mereka bisa duduk diam , saya sedih apa yang telah meracuni tingkah mereka sehingga rasa menghormati dan menghargai itu bisa tertimbun di hati mereka , sehingga perlu waktu untuk kita untuk menariknya kembali dari hati mereka .

Saya sedih karena saya sayang mereka , saya sedih karena saya ingin mereka menjadi pribadi yang baik , itu yang saya katakan  . Pada mereka , saat suasana hening pada menit ke 50 , saya katakn satu kalimat, bukan dengan panggilan nak, bukan dengan panggilan dek, tapi saya memanggil mereka dengan "kamu" . Sengaja, saya ingin ciptakan diantara mereka dan saya bukan sebagai guru dan murid saat itu, saya ingin jadi teman mereka , dan mereka katakan apa yang mereka mau . Saya katakan , saya sangaaat menyayangi mereka , saya tidak ingin mereka menyembunyikan sifat / kebaikan mereka dalam hati dalam-dalam. Saya ingin mereka menjadi lebih baik, karena saya sayang mereka . Saya katakan lagi , saya tidak perlu kekerasan fisik , karena saya yakin , potensi mereka , sifat mereka pada dasarnya adalah anak anak yang  baik , sangat baik bahkan . Tanpa sadar air mata itu jatuh , didepan mereka , saat saya sangat sayang kalian , hargai kami , guru kalian , karena kami sangat sayang kalian, dan karena kami tau kalian adalah anak yang baik , yang memiliki hati yang sangat baik ...


Mereka terdiam pak, terdiam dalam renungan mereka . Sunyi, Senyap . Lalu saya tersenyum, Terima kasih, kalian sudah paham apa yang saya maksud.Saat saya hendak melanjutkan pelajaran , seseorang berceletuk , "KENAPA IBU TIDAK MEMBENTAK DAN MEMARAHI KAMI , IBU BOLEH KOK MUKUL KAMI KALO IBU SUDAH KESAL ".

 Saat itu hati saya makin perih , Dengan senyum simpul saya katakan mereka , "RASULULLAH TIDAK MENGAJARKAN KEKERASAN , WALAUPUN HATI KALIAN SANGAT MARAH".

 Mereka diam , dan kelas berjalan seperti yang saya inginkan . Bagian positif lainnya , diakhir kelas , mereka ceritakan semua yang membuat hati mereka kacau selama ini . Dan saya pun semakin yakin , Engkau Ya Rasulullah , adalah tauladan bagi kami . Ini ajaranmu , dan ini jalan keluar darimu pula .


 

2 komentar:

Maulana Jagor mengatakan...

suka sekali sama cerita yang ini... ^_^
ibu guru berhasil meruntuhkan gunung es dihati muridnya

Dik Triesna mengatakan...

makasih , mudah2an bisa jadi pelajaran buat kita semua nda

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku