topbella

Jumat, 08 April 2011

Wanita Biasa Yang Sangat Luar Biasa

Sosok itu kukenal dikelas tahfidz. Sosok yang sederhana, tenang, lembut dan sangat ramah. Begitu lepasnya aku bercanda dengannya tentang berbagai hal, tentang sekolahkah, kuliahkah, bahkan tentang perasaan hatiku. Lelucon itu terurai begitu saja. Senyumnya tak menjagaku untuk bersifat jaim, tawanya juga tak mengingatkanku dengan angkuhnya tawa para raja. Setiap perkataan yang tenang, santai ternyata begitu dalam maknanya. 
Waktu berjalan, seminggu aku mengenalnya dan aku pun begitu menyayanginya. Selayaknya seorang adik yang begitu seorang kakak, kehadirannya selalu kunanti. Kekagumanku terus bertambah dengan motivasinya dalam menghafal yang jauh lebih meningkat daripada aku, yaaa.dalam seminggu dia bisa  mencapai target belasan halaman. Subhanallah ,,,, Dia, seroang yang kukenal, begitu tenang dan sederhana ternyata begitu bersahaja. Pakaiannya tak menampakkan ia seorang jilbaber, simple tapi tertutup. Lembut, tapi tidak dibuat-buat, begitu alami. Kata-katanya begitu bermakna, menandakan wawasan yang ia miliki. Kesederhanaan itu mengecohku, dia seorang dosen. Dosen yang sedang menyelesaikan S-3 nya, sedang meraih title akhir yang ia capai pada tingkat pendidikan. Aku terdiam, saat suatu hari ia mengatakan, besoknya ia akan sidang. Seminggu aku mengenalnya, yang kukenal hanya seroang yang sederhana, begitu sederhana dan aku nyaman dengannya. Tapi dibalik itu dia begitu dalam, bermakna dan sangat indah.
Akhir pertemuan, aku mencoba jujur padanya. Pertama kali melihatnya, aku hanya berfikir dia adalah seorang wanita yang sibuk dengan rutinitas mengajarnya. Dia hanya tersenyum, lalu melambaikan jilbabnya ," Karena ini, dik ?". Aku tersenyum malu . 

Dia, tepatnya, beliau. Beliau mengajarkanku banyak hal, tentang kesederhanaan. Tentang bagaimana seharusnya kita bersikap down to earth. Yaahh,, mungkin sebagai seorang wanita muslimah, kewajiban berjilbab itu adalah bagian penting dalam kehidupan mereka. Sosok yang menampilkan mereka sebagai pejuang dakwah islam, dengan segudang aktivitas dan semangat yang berapi-api. Dengan tegas , bahkan lembut pula untuk menaungi panji islam. Beliau, salah satu sosok yang berbeda yang kutemukan. Dibalik jilbabnya, aku memahami. Beliau mengajarkan aku tentang bagaimana jilbab mengajarkan tentang kesederhanaan, turun berjuntai menutupi dada. Melindungi hati, hati yang sampai kapanpun adalah hal yang paling inti dalam hidup, yang menjadi raja dalam keseharian akhlak. Dengan jilbabnya, beliau mengajarkanku untuk bersikap apa adanya tentang hidup dan berusaha untuk masuk dalam segi apapun. Bukan berarti aku terus menerus membawa firman Allah serta hadits dalam setiap perkataanku, tapi ada cara lain yang dapat membingkainya, dengan kesederhanaan kata dan ramah terhadap siapapun. Dengan jilbabnya, beliau mengajari aku untuk memaknai ilmu sekecil apapun itu, bukan mengejar keinginan dan nafsuku untuk memburu dan mendapatkan jenjang tertinggi itu. Dengan jilbabnya, beliau mengajarkan aku tentang bagaimana hidup ini begitu sederhana dengan kesederhanaannya. Dengan jilbabnya beliau mengajarkan aku tentang cinta dan kasih sayang, kasih sayang untuk menghargai diri dan orang lain.

Sekilas aku mengatakan padanya, "kakak,  jilbaber yang luar biasa". Dia tersenyum, "jangan gitu donk dik, kakak bukan jilbaber, lihat nih ( katanya sambil menggoyangkan jilbab simplenya tidak panjang tidak pendek ) , tapi jangan dibilang juga non-jilbaber . Kakak hanya berusaha menjilbabi segala sisi yang Islam ajarkan dalam hidup. Jilbab - menutupi. Menutupi sesuatu yang tampak memukau dan menyilaukan dengan kesederhanaan, menutupi hati yang takutnya akan sangat rentan dengan gemerlap dunia dengan kesederhanaan penampilan dan hidup. InsyaAllah, inilah jilbab, dari hatimu, dari dirimu dan melalui pakaianmu dik" . Aku hadiahkan senyum yang tulus dan pelukan kasih sayang untuk terakhir kalinya. Dan perjumpaan itu berakhir , ketika beliau pergi keesokan harinya berangkat menuju kampung halamannya, Bogor.

Note : Terima kasih kakak, menghantarkan aku pada satu sisi tentang makna 'intan' yang engkau tutupi.

0 komentar:

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku