topbella

Jumat, 15 April 2011

Lembutnya Suara Keras Itu

Allah berikan hikmah kehidupan dimanapun dan kapanpun bagi siapapun

Apa yang kudapatkan hari ini adalah apa yang menjadi beban bagi para orang tua, bahkan juga guru. Aku bukannya terperangkap, tapi aku yang sengaja menghadirkan diri apda suasana yang tak pernah kuperkirakan sebelumnya. Berkutat dalam dunia pendidikan, berdampingan menjadi pembimbing bagi anak anak, juga wali kelas mereka. Kuposisikan diriku bukan sebagai pengajar seperti biasanya, tapi suatu saat aku memposisikan diri sebagai orang tua.

Bapak tua itu datang, menyatakan keinginannya untuk berharap banyak pada anaknya. Ingin menjadikan anaknya terkontrol perilaku dan kedisplinan, baik dalam belajar, ibadah ataupun akhlak. Aku sempat terkejut kejut dengan suara strereo si bapak yang kadang rendah kadang tinggi. Kami semua mendengarkan, tak sengaja aku melihat langsung kedalam mata, saat suaranya begitu keras menceritakan harapannya, kedisplinan yang harus diterapkan anak anaknya, bercerita tentang usahanya mendidika dan membiayai keluarga hanya dengan gaji 1,5 juta dan menghidupi 6 orang anak. Dan subhanallah, 4 orang anak sebelumnya, sekolah disekolah favorite dikota ini. Suara beliau keras, menceritakan anak-anaknya begitu bersemangat, kadang rendah jika harus memikirkan biaya yang harus ia penuhi, bahkan rela menjadi kuli, supir atau apapun itu. Beliau terus bercerita, aku pun tak sengaja melihat kedalam mata beliau,beliau berlinang air mata. Subhanallah, Ya Rabb …beratnya menjadi seorang orang tua, beban dan kewajiban yang begitu besar. Tapi tak urung juga janji yang kau Janjikan pada semua orang tua. Ya  Rabb, berat rasanya …Berikan kemudahan baginya..

Akhir pertemuan, kuberikan senyumku, “InsyaAllah, selalu ada rezeki untuk anak anak ya Pak …” aku ingin menangis…Ya Rabb

Langkah kepulangan beliau, aku inginmenghadapMU Ya Rabb, memohon kekuatan bagiku dan juga kemudahan bagi beliau, bahkan semua orang yang sangat ini tengah berusaha untuk menyenangi hati orang lain.

Selang beberapa jam, wali murid lain pun datang berkunjung kepadaku. Sesaat hanya mngeobrol tentang aktivitas beliau, begitu juga aktivitasku. Singkat cerita demi cerita berlanjut, akhirnya beliau menanyakan kondisi anaknya, yang selama ini memang agak bermasalah. Aku pun sebagai pembimbing akademik mencoba merangkai kata yang baik, agar tidak mengesankan ‘’buruk’’ tapi masuk kepada inti pembicaraan. Beliau tersenyum, lalu mengiyakan. Dan akhirnya beliau pun menceritakan kondisi yang dihadapinya, dirumah, aktivitasnya, kesibukannya, rasa tanggung jawab. Tanpa terasa mungkin, suara beliau serak, terus bercerita, beliau meneteskan air mata. Ya Rabb..kenapa lagi ini, hatiku berbisik. Aku hanya diam mendengarkan. Entah dari mana, entah apa yang kufikirkan, akhir kata aku juga seperti menyemangati beliau, begitu pula dengan diriku. Kata kata semangat yang meyakinkan diriku, pasti aku dan beliau bisa, bisa menjalani semuanya. Memberikan ide dan cara cara yang kudapatkan selama ini. 
Sesaat beliau tersenyum, Alhamdulillah …

Ya Rabb, hari ini engkau telah mengajarkan aku tentang pentingnya menjadi orang tua. Kewajiban dan perhatian, serta harapan orang tua, mereka orang tua, juga sama sepertiku. Selalu membutuhkan tempat untuk sharing, berbagi, dengan siapapun. Karena semua tak pelak dari masalah dan butuh suasana dan cara yang baru. Ya Rabb , terima kasih, hari ini telah engkau berikan dua linangan air mata tepat didepan mataku.

Ya Rabb..bimbing hambaMu ini untuk menjadi yang terbaik dan mampu menjalani semua amanah yang Engkau berikan…

0 komentar:

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku