topbella

Minggu, 15 Mei 2011

Lelaki Cahaya

Gadis remaja itu datang dan duduk bersender disebelahku usai dhuha di Jumat yang indah. Gadis yang darinya aku belajar tentang kelembutan dan kesabaran, begitu pula dalam kedisiplinan dirinya memelihara fokus untuk targetnya. Diumurnya yang masih belia, ia sudah menghafal beberapa juz. Subhanallah. "Udah dhuha?", aku menatapnya lembut. "Alhamdulillah, sudah bu..cuma mau duduk duduk aja disini, ngobrol-ngobrol, hehe". Aku tersenyum. Sebut saja namanya Fida. "Ibu, ceritakan tentang ukhuwah". Aku menghela nafas, bukannya mudah untuk merangkai kata dan membahasakan pemahaman itu pada seorang gadis remaja. Aku juga bukanlah pakar yang mampu melafadzkan banyak firmanNya dan hadits. Aku juga tak memiliki cukup ilmu untuk memberikan jabaran yang luas untuknya. Tapi ini untuknya, ulasan yang sederhana yang kuharap mampu ia terima dengan kesederhanaan bahasanya. 
Fida, Ukhuwah itu persaudaraan. Bukan dari keturunan satu darah, tapi justru pada keterikatan hati untuk berbagi dan bersama dijalanNya. Fida pasti sudah banyak mengetahui tentang sahabat Rasulullah, ukhuwah yang terjalin antara Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, begitu murni dan suci. Persaudaraan tanpa batas dan hanya berasaskan Allah, hanya cinta Allah. Yang mampu membuat mereka mengorbankan diri mereka untuk saudara yang mereka cintai, Rasulullah. Pernah dengar khan bagaimana sakitnya Rasulullah saat menunggu detik-detik dicabutnya nyawa oleh Izrail. Umar yang merasa tidak siap akan kepergian Rasulullah, berteriak lantang dan mengatakan, "Rasulullah tidak akan wafat", Utsman dan Ali dalam tangisnya yang begitu dalam, terisak. Hanya Abu Bakar yang tetap tenang, walau dalam hatinya ia merasakan kesedihan seperti sahabat yang lainnya rasakan. Kesedihan untuk berpisah dengan kekasih Allah yang sangat dicintainya, berpisah dengan sosok cahaya yang menjadi cintaNya. Terbayangkan bagaimana keadaannya saat itu, semua menyaksikan kekasih Allah terbaring merasakan kesakitan. Apa yang terjadi saat itu Fida, apa yang terjadi saat Rasulullah ditanyakan tentang permintaannya diakhir hayatnya?"

"Rasulullah mengatakan, ummati..ummati..ummati", jawabnya

"Iyyah, disaat seperti itupun Rasulullah mengingat umatnya, tapi ada satu hal yang membuat ibu tidak melupakan rasa kasih sayyang Rasulullah kepada kita Fida. Saat Rasulullah ditanyakan perihal keinginannya, Rasulullah mengatakan, "Aku tahu saat yang paling sakit adalah saat merenggangnya nyawa dari raga,saat terlepasnya ia dari tubuh yang menjadi tempat bersemayamnya. Begitu sakiiit, dan jika boleh aku meminta satu hal, limpahkan saja rasa sakit sakratul maut umat umatku padaku, limpahkan saja rasa sakit itu padaku sekarang, karena aku tidak ingin umatku merasakan sakitnya. Limpahkan saja rasa sakit itu padaku. ucap Rasulullah dalam tangisnya". Para sahabat semakin menangis dengan permintaan Rasulullah, tak terbayangkan bagaimana sayangnya Rasulullah pada kita, umatnya. Pernahkan beliau melihat kita? Tidak. Pernahkah kita berbuat baik padanya sehingga Rasulullah harus membalas budi? Tidak. Tapi Rasulullah dengan cinta, dengan getar ukhuwah didalam jiwanya, ingin menanggung kesusahan dan kesulitan itu hanya untuk dirinya. Semakin tersadar, kalau selama ini kita begitu menyiakan rasa cinta Rasulullah pada kita. Bahkan untuk bershalawat pun kita harus berkejar-kejaran dengan waktu. Bahkan untuk mengikuti teladannya pun kita masih enggan dan bermalas malasan. Bahkan untuk mengingatnya saja, kita sering lupa. "

Gadis itu, Fida. Berlinangan air mata, tergugu dalam tangisnya. Aku pun tak sanggup menahan gejolak di hati, betapa rindunya aku kepada rasulullah, rindu pada kelembutan yang sering kali kudengar, kubaca bahkan kurasakan sekarang melalui orang orang pilihanNya, rindu akan cahaya yang Allah berikan untuknya.
"Fida, yakinlah..Rasulullah sedang menunggu kita, menunggu wajah wajah bercahaya yang sempurna wudhunya, menunggu kita umatnya yang merinduinya. menunggu kita digerbang untuk memeluk dan menanti kita, Ahlan wa sahlan ya ummati " ..

Ummati ...Ummati ...Ummati ...Tiga kosa kata yang sampai saat ini tetap tersimpan rapi, menyatu erat dengan jiwa, berangkulan didalam hati untuk selalu menjaga apa yang engkau ajarkan tentang ukhuwah ya Rasulullah, tentang apapun itu, termasuk tentang Yang Maha Terindah, dan Yang Maha Kaya

Saat kududuk dikesendirian 
diantara rindu dan asa
selalu terbayang dalam anganku
senyummu yang lembut dan tulus
kurindu padamu Ya Rasul
kurindu ada didekatmu
Ingin kujumpa sekejap saja 
meski hanya dalam mimpi


Jumat Pagi : 09.10 WIB , bersama Fida

2 komentar:

Anja mengatakan...

tidak hanya fida, anja pun merasakan apa yg antunna rasakan..

Dik Triesna mengatakan...

alhamdulillah ....

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku