topbella

Jumat, 24 Desember 2010

Simpul Yang Simple

Simpul sederhana tapi memastikan ikatan itu kuat, sekuat keyakinan siapa yang menjalin simpul itu. Begitu pula manusia yang menyatukan hati dan fikirannya pada satu kebijaksanaan yang ia simpul untuk menuju kepada pencerahan bathin. Kedekatan pada pemilik alam semesta.

Tanggung Jawab itu datang seiring dengan perubahan yang dilakukan.
 Kita tidak lepas dari konsep isi dan kosong.Saat air dalam gelas sudah kosong, maka wadah itu sudah siap untuk diisi, begitu pula dengan manusia. Saat ada satu kewajiban yang berhasil ia lakukan, maka akan datang iringan kewajiban lain yang akan menjadi tanggung jawabnya. Ambil salah satu contoh , terinpirasi dari status YM seorang sahabat ( hehee, makasih ^^ ) , ''Sedekah itu ternyata menuai hasil", lebih kurang begitu. Apa yang kufikirkan  adalah saat ia sudah memberikan sedekah itu , Allah akan memberikan ia lagi rezeki yang lain sehingga ia dapat menunaikan kewajiban yang lain. Berbanding lurus khan, semakin ada perubahan lebih baik, kita akan menuju ketempat yang lebih baik pula.
Eh, tak disangka sangka, aku pun mengaitkannya dengan jodoh.Hahaha, sorry , ini pun teringat saat ada yang curhat denganku . Hmmm, dia resah dengan keadaannya, dan aku pun menjawab dengan santainya, ''Jodoh itu datang seiring dengaan perubahan yang kita lakukan untuk menjadi lebih baik, Berubahlah, untuk jadi lebih baik supaya yang menjadi yang terbaik "" hahaha, gayaa banget kalo udah ngomong, padahal dalam hati deg degan juga ngeluarin pernyataan itu . Aku pun seperti itu , sedang prepare mnejadi manusia yang lebih berarti dan bermanfaat bagi siapapun. Untuk siapapun dimanapun.

Nah, keesokan harinya, seorang teman membuat status lagi, ''Segera selesaikan kehidupanmu agar kamu dapat mengurus kehidupan orang lain lagi'', waaaw...subhanallah.Begitu simple simpul kehidupan itu yah, saat simpul hati dan pikiran kita kuat untuk bisa menunaikan apa yang dipeintahkan, kita pun mampu menjaga ikatan itu tetap kuat, stabil.
Lucu juga jika ada seorang manusia yang terkadang sibuk menyulitkan dirinya sendiri dengan kesalahan yang ia buat, tenggelam dalam kebohongannya sendiri, masalahnya sendiri yang akhirnya mengubur kehidupannya sendiri.

Kebanyakan anak jika ditanya mereka akan menjawab memiliki masa kecil kurang bahagia. Tapi jika kita menghilankang elemen “rumput tetangga lebih hijau”, pengaruh lingkungan mudam dan pendidikan supermiliteristik, kitatahu pada dasarnya anak kecil adalah berbahagia , dibandingkan orang dewasa yang kadang cari susah sendiri dilabeli merek “kebahagiaan”” sampai membanting tulang dan nyawa.Lucu Bukan?? 

Coba mundurkan langkah sedikit ke konsep kita saat kecil, begitu bahagianya kita, senyum puas , saat kita bisa membuat semua orang tertawa dan bahagia.Cuma itu, hanya dengan melakukan hal yang baik saja , semua orang akan bertepuk tangan riuhnya melihat kita, dan imbalannya kita bahagia, puas. Saat kita berhasil merangkak, maka orang tua kita akan mengajari kita berjalan. Setelah bisa bersepeda maka orang tua akan mengajari kita naik kereta ( hehehe, cepat banget fasenya ) . Begitu juga manusia, saat ia berhasil sabar, maka Allah akan berikan ia kesabaran dengan tingkat ADVANCED, saat manusia bisa pasrah , maka pelajaran selanjutnya menanti yaitu IKHLAS....Never ending..
Now, what will you do, yuuk buat simpul yang sederhana itu, buat semua orang bahagia dengan kesederhanaan kita bersikap dan bertanggung jawab agar bisa melangkah ke puncak tertinggi.Aku mau, kamu???

0 komentar:

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku