topbella

Jumat, 26 November 2010

NasTar & Kue Salju

 ''Nastar Versus Kue Salju''

Laperrrrr, lapeerrr , judulnya itu lhoo..Teringat lebaran lagi, lebaran lagi.^^ , Eh, btw nastar itu enak banget khan, kue mentega yang isinya nenas, eneg banget makan kue mentega tapi karena ada selai nenasnya jadi ketagihan. Asam manis nya itu yang buat betah , ahahaha. Nah Kalo kue salju, ini ne...rapuh , tawar dan yang buat manisnya ini tepung gulanya , wuiiiihhh , putiiihh..manis lagi ( sama seperti penulisnya , wakakakak)
Kalo menurut kamu beda kue ini dimana sih. Dari aku sih ndak ada bedanya, makanan ya tetap makanan, yang penting kenyaaaaang cuy. Like this, jadi kangen lebaran , hahaha. Eits Eits, jangan bosen dulu, aku juga ingin bercerita, dulu ada seseorang teman yang pernah bercerita kepadaku tentang sesuatu hal , dan aku sering mengumpamakannya dengan judul artikel kali ini, Nastar dan Kue Salju ... Cekidot ...
Begini Ceritanya...
Aku sangat kagum dengan temanku ini, ia begitu tegar dan kuat menjalani hidup. Ia berasal dari keluarga broken home. Orang tuanya sering bertengkar hebat, setiap malam. Seakan akan hari hari yang seharusnya diisi dengan saling berbagi antara anggota keluarga , justru terganti dengan pecahan barang dan teriakan keras. Astaghfirullah, temanku ini memiluki seorang abang. Saat itu hanya ia dan abangnya saja. Suatu malam pertengkaran itu terjadi lagi. Orang tuanya bertengkar hebat, ia dikamar dan abangnya sedang menonton TV. Prangg...!!!!! entah barang apa lagi yang pecah, dan teriakan itu kembali menggema. Ia kesal, lalu dengan kekesalan dibatinnya , ia hanya meringkuk dikamar dan menangis, sampai ia sendiri tidak tahan dengan pertengkaran itu yang tidak berhenti juga. Ia pun keluar kamar, dan masih melihat abangnya tetap menonton TV walaupun diawah pertengkaran itu terjadi. Ia kesal membentak abangnya, ''Memang kamu tidak peduli'', lalu ia pun kebawah melihat orang tuanya dan berteriak, ''Cukuupp, pa, cukuuup , ma..'', Ia memeluk mamanya dari belakang. Papa melerainya dan menyuruh ia naik keatas lagi. Biasanya ia tidak pernah keras dengan orang tuanya, tapi saat itu entah kekuatan dari mana, ''Cukup, aku akan pergi dari rumah ini selamanya kalo tidak ada yang mengalah, kalian bukan teladan untukku'', lalu mamanya memeluk dirinya erat. Sedangkan papanya dengan raut muka marah, kelaur dan membanting pintu.Mamanya terus menangis, ia tidak tahan lalu melepaskan pelukan itu dan kembali kekamarnya. Saat itu juga ia masih melihat abangnya menonton TV, tapi ada yang ia tangkap berbeda. TV tetap hidup, tapi pandangan itu kosong, nanar, air mata itu jatuh. Ia tidak menoleh sedikitpun.Tatapan mata yang kosong itu terus mengeluarkan air mata. Ia pun terdiam.
Sampai keesokan harinya, setelah ia pulang sekolah, ia memergoki mamanya sedang bercerita dengan abangnya, ''Terima kasih telah mengerti mama, maafkan mama yang harus melibatkan kalian merasakan tekanan batin ini, mama begitu bersalah, adikmu masih labil. Emosinya masih begitu tinggi jika harus melihat permasalahan.Mama sudah berusaha menghentikan untuk tidak ada pertengkaran lagi, tapi selalu gagal.Mama hanya bisa bercerita padamu , nak. Mama tidak ingin membuat adikmu semakin marah terhadap papanya dan semakin emosi.Mama bingung''. Mendengar percakapan itu pun ia terdiam, lalu lusanya ia bercerita kepadaku.Aku terdiam dan begitu sedih..

Pernah suatu ketika ia bercerita, kalau ia menyukai kue nastar dan abangnya menyukai kue salju. Aku tersenyum, apa mungkin aku bisa membuat suatu perandaian.Entah darimana pemikiran itu lalu aku pun mengatakan padanya, ''Sama seperti kesukaanmu dan kesukaan abangmu. Kamu , nastar. kue yang jelas asam manisnya karena selai nenas. Asamnya langsung terasa, begitu pula emosimu yang masih labil. Jika marah langsung kamu tunjukkan, jika tidak suka, langsung kamu perlihatkan. Bagus, tapi kamu perlu dulu untuk berfikir positif. Beda dengan abangmu, kue salju, manis khan , dingin karena gula tepung itu , karena abangmu diam, dia tetap santai, tapi ia sebenarnya ia rapuh ( kue salju itu rapuh khan ). Justru dengan sikap abangmu seperti itu, ia ingin memberi kekuatan pada mamamu, kalau ia kuat, kalau ia bisa dijadikan tempat cerita dan abangmu bisa menajga emosinya. Tapi bukan berarti kamu tidak bisa menjadi kesayangan mamamu, dengan sikapmu melerai mereka itu menunjukkan perhatianmu, kritis. Percayalah, apapun dirimu , itulah kepribadianmu. Tapi jagalah hati dan fikiranmu untuk tetap berfikir positif dulu, jangan sampai kemarahan itu menyebabkan omonganmu diluar kendalimu''
Percaya atau tidak , itu kejadian waktu SMP lho, kagak nyangka juga lho sobat, aku bisa mengatakan hal seperti itu saat SMP. Hahahaha, memang benar makhluk hanyalah jalan bagi Allah untuk menyampaikan ilmuNya..

Note:Sabtu Siang dalam perenunganku bersama kue kue, eh teringat kisah lama. Gara gara semalam ada yang ngingatin kisah SMP , jadi teringat lagi dech..Thanks Sob atas inspirasinya yang berulang kali

0 komentar:

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku