Hanya lingkaran, bangun datar yang memiliki satu titik pusat yang menjadi contoh nyata yang sangat dekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak perlu harus menganalogikan dengan sesuatu yang sulit, hanya dengan lingkaran pun seseorang pasti sudah paham tentang inti dari dirinya, yaitu hati. Tak terhingga banyaknya lingkaran yang dimiliki setiap orang. Lingkaran itu seperti halnya masalah dalam kehidupan mereka, titik pusatnya tetap sama, yaitu hati dan pemikiran mereka. Saat mereka dihadapi pada suatu masalah, mereka akan membuat lingkaran baru, saat mereka telah berada dalam lingkaran itu, mereka akan mengelilinginya sampai mereka merasa ingin keluar dari lingkaran itu. Bisa juga seseorang akan betah berada pada lingkaran yang sama, karena ia menemukan kebahagiaannya disana, sehingga dalam peride waktu terus menerus ia terus memutarnya sehingga lingkaran itu bertambah luas, tapi hati dan pemikirannya tetap berada pada pusat yang sama. Apa yang terfikirkan oleh kita saat seseorang mengatakan lingkaran?.Dariku? sangat sederhana, aku cukup berfikir tentang sebuah roda, yang terkadang harus berada dibawah, harus pula berada diatas. Begitu seterusnya.
Jika pikiran, perkataan dan perbuatan mu baik, kamu berada dalam lingkaran yang baik.
Tetapi jika pada lingkaran-lingkaran lain kamu berada dilingkaran yang tercela,
berarti hidupmu tergabung dalam lingkaran orang-orang tercela.
Orang lain dapat kita bohongi,bahkan diri kita sendiri, tetapi hidup adalah hakim
yang adil. Kamu hanya akan mendapatkan upah sesuai dengan di lingkaran mana
kamu berdiri. Jika hidupmu tulus, maka kamu akan merasakan ketulusan dari
orang lain dan orang itupun akan mengalami ketulusan juga dari orang yang lain
lagi.Begitu juga jika kamu engkau murah hati, maka hidup akan mendekatkanmu
dengan orang-orang yang murah hati, sehingga orang-orang yang murah hati itu
akan membentuk sebuah lingkaran lagi. Tetapi jika pikiran, perkataan dan perbuatan
kita penuh tipu daya, maka hidup akan mengutus orang-orang lain untuk
memperdaya kita. Dan orang yang memperdaya kita akan diperdaya lagi oleh
orang lain, dan demikian seterusnya.
Lingkaran itu punya keliling yang berbeda, tergantung sejauh mana seseorang mempelajari banyak hal saat telah masuk dalam lingkaran tersebut. Kelilingnya akan semakin luas, saat ia sudah memahami banyak hal positif didalamnya, sehingga pada saat seperti itulah ia terus membentangkan jari-jari yang nantinya akan memperluas lingkaran itu sendiri. Begitu pula halnya apabila seseorang telah loncat pada lingkaran barunya. Bukan hal yang mudah untuk berganti lingkaran. Seseorang harus siap mulai dari nol dengan segala konsekuensi, membuat jari-jari awal, membentangkan pemikiran positif dan berusaha menemukan titik pusat yang baru. Baiknya, jika seseorang banyak berpindah lingkaran adalah, mereka belajar banyak tentang makna kehidupan, salah ataupun benar. Segera salah, segera diperbaiki untuk menjadi benar. Segera benar, maka segera pula untuk menjadi lebih baik.
Cerita dari seorang sahabat yang akhir-akhir ini begitu teruruk dengan masalah usahanya. Ia semakin terrpojok dengan saingannya yang tak lain adalah saudaranya sendiri. Usaha saingannya termasuk luar biasa, dalam segi fasilitas dan dana, tidak ada yang menghalanginya. Sementara sahabat saya, harus pontang panting untuk meng-eksiskan keberadaannya. Ia terus menerus melihat lingkaran saingannya bertambah luas, sementara ia hanya terpuruk dan diam, tidak mengelilingi lingkarannya lagi. Tenggelamlah ia dalam kondisi lingkaran yang sempit dan berputar terus menerus dengan lelahnya. Kukatakan padanya untuk berbagi dengan orang lain, dalam artian konsultasilah dengan yang mampu memberimu motivasi dalam membangun usahamu. Aku yakin pasti kamu menemukan sesuatu yang berharga, cobalah. Beberapa minggu kedepan, ia datang kepadaku dengan cerianya, ia semakin bersemangat dengan usahanya. Ia tetap merintis apa yang telah ia bangun. Dengan motto, yang harus ia kejar adalah meningkatkan kualitasnya, bukan bersaing untuk menjatuhkan lawannya. Aku tersenyum ( teringat kata-kata mario teguh )
Seperti halnya yang aku sadari, selama ini aku begitu terpengaruh dengan lingkungan. Memperhatikan sekitarku, kebahagiaan yang mereka dapatkan, aku selalu bertanya-tanya. Kapan aku bisa merasakan kebahagiaan yang seperti mereka rasakan. Terima kasih sahabat, secara tidak langsung aku juga belajar, daripada aku terus membuang waktu untuk bertanya-tanya, ''mengapa dan mengapa'', lalu menjawab sendiri, ''karena dan karena'', lebih baik aku memperbaiki diri menuju ke arah lebih baik. Walaupun itu sulit, aku yakin ada hal yang begitu berharga yang telah dipersiapkan olehNYA untukku, suatu saat nanti.
Seperti itulah kehidupan, seseorang bebas untuk menentukan pilihannya, mau terus berada pada lingkaran yang sama dengan catatan ia harus membuat lingkaran itu luas. Atau berpindah ke lingkaran lain untuk mencari kehidupan yang lebih berarti.
Note : Terima kasih buat sahabatku yang telah memberikan arti kehidupan baru untukku, yang selalu bersedia mendengarkan keluhan atau celotehku, yang selalu stand by untuk berbagi denganku. Aku bahagia.
2 komentar:
ada yang ikut2 menjabarkan "mengapa" dan "karena" dalam tulisannya...,hahaha
Mengapa dan Karena itu ada didalam KBBI/Kamus Besar bahasa indonesia, jadi siapapun boleh make..benar begitu pak ?
Posting Komentar