I'm not a girl, not yet a woman
Satu untaian lirik lagu yang bersenandung didalam kata, sedingin hati dalam tatapan rindu. Kepadamu, ibu.. Berulang kali engkau menasehati aku untuk selalu berbuat baik kepada siapapun. Untuk selalu menghormati siapapun itu. "Jangan menilai seseorang hanya dari luar, nak", itu selalu pesanmu. Tak pernah kulupakan, suatu saat saja aku merasa kesal dengan perlakuan seseorang, aku kembali mengingat pesan itu. Dan aku kembali melakukan hal yang sama setiap kalinya, mengobati kembali rasa kesal itu dengan cara, membuat mereka-orang yang membuatku kesal- menjadi special, sangat special. Dan itu mampu mengobati rasa yang sempat mengotori hati.
Tetapi suatu hari, aku merasa seperti kata-katamu tak mempan untuk membuatku bangkit dan menciptakan suasana special itu. Aku benar-benar merasa terasing, tidak dihargai sama sekali dan seolah-olah ''NOTHING''. Yang membuatku merasa benar-benar sakit adalah karena selama ini aku sibuk dengan 'membanggakan' orang yang berhasil aku tangani. Tapi saat ini, aku kehilangan cara, dan sepertinya dia berhasil memojokkan ketempat yang paling bawah.
Aku terdiam, entah karena sesal, entah karena sedih, entah karena aku sedang mencari cara. Dan aku menemukan satu kunci yaitu tentang MEMAAFKAN. Aku coba perlahan hingga akhirnya pada satu hari tertentu, ia membuatku merasa ''NOTHING" kembali. Aku benar-benar jatuh, dan butuh kesendirian. ku terduduk dikamar, memeluk bantalku dalam diam. Disinilah engkau, ibu...tatapanmu
Aku tahu sedari tadi aku melangkah, engkau memperhatikanku dalam tatapanmu. Lalu kulihat bayanganmu dibalik tirai, dibalik luar kamarku. Aku perhatikan bayanganmu disana, lima belas menit. Aku tidak ingin berkata-kata, mama...
Aku pun mulai terisak, dan engkau pun , memanggil namaku pelan, aku tetap diam. Lalu perlahan, engkau membuka pintu, "Nak, kamu baik-baik aja", aku tersenyum. Tapi aliran air mata tetap mengalir.
Mama..jujur, jika saat ini aku boleh mengatakan yang sebenarnya, aku masih sangat kecil, anak-anak yang masih sangat butuh kehangatan darimu, aku rindu pelukanmu, mama
Aku hanya mengangguk dan mencoba tersenyum. Sepertinya hatimu , mama..ingin mendekat padaku. Tapi aku halangi itu, sekejap aku menggelengkan kepalaku. Engkau tersenyum, "Semua akan baik-baik saja, sabar, kita belajar dewasa dari ini".
Mama..bukan ku halangi dirimu. Tapi aku ingin tunjukkan, aku bisa mandiri, aku bisa mengendalikan perasaanku. Aku ingin engkau melihatku kuat, tidak rapuh seperti ini, Mama...Maafkan aku
Engkau pun menutup pintu. Perlahan engkau meninggalkan kamarku, tapi tidak sampai begitu saja. Engkau sekarang duduk diteras atas tepat disebelah jendela kamarku, dimana aku sedang duduk menyendiri disana. Aku terisak tanpa henti, engkau diam mendengarkan. Maafkan aku kali ini mama, Rasanya memang sakiit sekali, aku hanya ingin melepaskannya. Matahari pun terbenam, aku sudah merasakan ketenangan dalam hati, ( terima kasih telah mendengarkanku berbagi 'hati', aku cepat merasa tenang ) . Aku mengintip keluar jendela, dan kulihat engkau masih disana mama, menantikan aku menyelesaikan semuanya perlahan. Aku pun tersenyum saat beradu denganmu, "Udah nak, baik baik aja khan". Aku pun sudah bisa tertawa, "Akan ada kebahagiaan yang sedang menanti yang nantinya bisa lebih aku syukuri, karena kepedihan ini sudah kulewati ma". Beliau tersenyum, "Selamat Datang didunia dewasa nak, saat seseorang harus merasa tersakiti dan kita pun harus bangkit setegar karang"
Mama, aku bukan menyanjungmu sebagai seseorang yang sempurna,
Karena ku tahu, tak ada makhluk yang sempurna,,
Mama, Aku tak memerlukan banyak harta yang akan kau berikan
Karena yang aku butuh adalah kehangatan
Mama, kehadiranmu, bayanganmu saja, sudah menjadi tempat teduh yang aku nantikan
Karena itu yang aku butuh saat aku tengah membara di terik masalah
Mama, diriku, memang sudah dewasa, tapi aku masih tetap butuh kehangatanmu
Bermanja denganmu, bahkan ingin kupeluk dirimu selalu
Mama, diriku, memang sudah dewasa, tapi aku ingin membuktikan kepadamu
Bahwa aku bisa
Mama, Terima Kasih, Tatapanmu hari ini, membuatku bangkit berdiri
Bahwa aku, dan kamu berhak bahagia ,,,
2 komentar:
Aa ii silahkan baca kembali CHDT minggu 17 oktober 2010
Call 24434
kriiing...kriiing....
Posting Komentar