Pernahkah merasa kalau hidup yang kamu jalani berjalan ditempat. Tidak maju tidak mundur ( mudah-mudahan ndak mundur ya hehehe ). Serasa penat, dan tidak berarti apa apa buat sekitar. Banyak yang harus dilakukan tapi tidak memiliki semangat untuk itu, Ingin memulai tapi sulit, karena ada rasa keengganan dan rasa hampa. Hampa akan semangat yang dulunya mengisi jiwa 'hero' mu. Atau karena kehampaan itu disebabkan penuhnya harapan harapan, serta fikiran yang melimpah ruah juga dalam hatimu.
Sebenarnya, dimana letak jalan ditempat? Hanya menoleh kekanan kiri, melihat mereka yang terus maju, sementara kita tetap bermandikan peluh dan kelelahan sendiri. Kehampaan itu disebabkan oleh 'kehadiran sosok' yang tidak kamu inginkan, yang merantai kakimu untuk melangkah, yang memborgol tanganmu untuk menjangkau lebih jauh. Sehingga jadinya tempat yang kamu tempati sekarang menjadi terbatas, terutama kehidupan dengan orang lain.
“Setiap Orang Pasti Memiliki Niat Untuk Kehidupan Yang Berkualitas. Selama Semua Niat Tersebut Dilakukan Dalam Pengabdian Untuk Kebaikan, Maka Hasil Akhirnya Akan Tampak Luar Biasa.” – Djajendra
Buka ikatan borgol itu dengan keikhlasan hatimu. Tidak perlu mereka ulang hidupmu. Berjanjilah satu hal, ikhlas lakukan semua untuk membahagiakan orang lain, dengan itu kebahagiaan dirimu akan kamu dapati sendiri.
Lepas rantai dikakimu dengan ketulusanmu dalam berbuat, tanpa pamrih. Tanpa paksaan, dan tanpa keluhan, ingatlah bahwasanya tidak ada KEBAIKAN yang merugi yang kita lakukan, Allah punya janji tentang KEBAIKAN, dan itu pegangan kita. PEGANG janji ini.
Langkahkan kakimu untuk keluar dari kehampaan itu dengan sabar, sabarlah untuk memulai, walaupun memang terlihat sangat sulit, energi positif perlu selalu dijaga untuk menjaga kesabaran itu, perbanyaklah senyum dan tenangkan dirimu.. Yakinlah akan satu hal, Allah bersama kita
Kuberikan satu hadiah yang nantinya akan kuberikan padamu:
Setiap insan memiliki mimpi yang sangat ia harapkan kenyataannya, lalu mereka melangkah tertatih menujunya ( 29 :2-3 ) . Saat mereka jatuh, selang setelah itupun mereka bangkit kembali ( 2:286 ; 39:53 ) . Tatkala mereka lelah dan merasa jauh, mereka merenungi (1:45) , sehingga cahaya itu kembali menjadi api semangat mereka (12:22). Dari berbagai terpaan dan cobaan, mereka yakin, semua akan berakhir untuk yang TERBAIK bagi mereka ( 9 :111 ; 9 :129 )
Note : Minggu Siang, Antara Ngantuk dan Pengen Nulis
0 komentar:
Posting Komentar