Tak banyak yang dapat ditulis dari postingan kali ini. Hari ini adalah dampak dari 'peristiwa' kemarin sore tentang bacaan yang baru kubaca saat itu, tepat jam tiga siang. Ada sebuah rasa yang aku sendiri tidak dapat memaknainya, tapi ada satu ketenangan yang diajarkan Allah tentang hal itu, tentang tawakkal. ( Baca postingan sebelumnya yaa ..^_^ )
Penasaranlah demi Allah, karena Allah dan penasaranlah bagaimana Allah sebagai penentu terutama cinta sesama umatnya.
Ada pesan yang begitu dalam bukan, tentang bagaimana seseorang harus yakin tentang ketetapan yang Allah berikan. Bukan sibuk memilah apa yang baik, bermimpi, berkhayal dan berkeluh kesah. Tapi melakukan semuanya terus dan terus, demi satu tujuan. Karena Allah. Memperbaiki diri terus menerus, menjadikan kualitas diri sebagai hambaNya yang akan belajar terus untuk menyempurnakan diri, walau tak akan pernah sempurna.
Dampaknya masih ada, masih membekas.
Semoga saja rasa ini karenaMU, Ya Rabb. Rasa ingin dekat lebih lagi karenaMU. Membingkai semua yang terjadi dalam suatu pandangan positif untuk menunggu saat yang tepat. Semua orang pun, aku dan kamu juga pasti memilki mimpi.
Aku ingin menjadi sempurna,
padahal aku tahu kesempurnaan itu hanyalah milik Allah
dan aku hanya ingin mensyukuri atas apa yang telah kumiliki.
padahal aku tahu kesempurnaan itu hanyalah milik Allah
dan aku hanya ingin mensyukuri atas apa yang telah kumiliki.
Aku ingin kaya,
padahal aku tahu, kekayaan tidak menjamin hidupku bahagia
dan aku cukup menjadi seseorang yang sederhana saja.
padahal aku tahu, kekayaan tidak menjamin hidupku bahagia
dan aku cukup menjadi seseorang yang sederhana saja.
Aku ingin cantik,
padahal aku tahu, kecantikan itu hanyalah kulit luar dan tidak akan abadi, dan aku hanya ingin hatiku secantik-cantiknya.
padahal aku tahu, kecantikan itu hanyalah kulit luar dan tidak akan abadi, dan aku hanya ingin hatiku secantik-cantiknya.
Aku ingin hidup bahagia,
padahal aku tahu kebahagiaan itu bisa aku dapatkan dari diriku sendiri, dan oleh karena itu aku harus belajar menciptakan kebahagiaanku sendiri.
padahal aku tahu kebahagiaan itu bisa aku dapatkan dari diriku sendiri, dan oleh karena itu aku harus belajar menciptakan kebahagiaanku sendiri.
Aku ingin dicintai semua orang,
padahal aku tahu, cinta itu hanyalah bersifat sementara, dan aku memerlukan kecintaan dari Allah.
padahal aku tahu, cinta itu hanyalah bersifat sementara, dan aku memerlukan kecintaan dari Allah.
Aku ingin mendapatkan suami yang ganteng/istri yang cantik, kaya, dan perhatian,
padahal aku tahu kita tidak bisa mendapatkan sesuatu persis dengan yang kita inginkan, karena semua orang mempunyai kekurangan dan kelebihan, dan aku belajar untuk bersyukur atas seseorang yang telah mendampingiku.
padahal aku tahu kita tidak bisa mendapatkan sesuatu persis dengan yang kita inginkan, karena semua orang mempunyai kekurangan dan kelebihan, dan aku belajar untuk bersyukur atas seseorang yang telah mendampingiku.
Aku ingin menunjukkan sisi kecantikanku pada orang lain,
padahal aku tahu itu adalah aurat yang apabila ada seorang lelaki yang bukan muhrim melihatku dengan nafsu, maka akan menjadi penghalangku memasuki syurga, dan aku ingin kecantikanku hanya untuk muhrimku.
padahal aku tahu itu adalah aurat yang apabila ada seorang lelaki yang bukan muhrim melihatku dengan nafsu, maka akan menjadi penghalangku memasuki syurga, dan aku ingin kecantikanku hanya untuk muhrimku.
Aku ingin memperoleh kehormatan,
padahal aku tahu itu hanyalah soal status dan jabatan, toh semuanya akan berakhir apabila maut datang menjemput.
padahal aku tahu itu hanyalah soal status dan jabatan, toh semuanya akan berakhir apabila maut datang menjemput.
Aku ingin hidup tanpa ujian,
padahal aku tahu, dengan ujian aku bisa belajar untuk hidup.
Bukankah kasih sayang Allah terkadang ditunjukkan dalam bentuk ujian hidup?
padahal aku tahu, dengan ujian aku bisa belajar untuk hidup.
Bukankah kasih sayang Allah terkadang ditunjukkan dalam bentuk ujian hidup?
Aku ingin mempunyai baju yang bagus, keren, dan mahal,
padahal aku tahu, baju terakhir yang akan aku pakai hanyalah kain putih beraroma kapur barus.
padahal aku tahu, baju terakhir yang akan aku pakai hanyalah kain putih beraroma kapur barus.
Aku ingin mendapatkan segalanya,
padahal aku tahu, dunia ini hanyalah untuk tempat singgah sementara,
dan akhirat adalah tempat pelabuhan terakhir.
padahal aku tahu, dunia ini hanyalah untuk tempat singgah sementara,
dan akhirat adalah tempat pelabuhan terakhir.
Allah lebih tahu apa yang aku butuhkan, bukan sekedar apa yang aku inginkan. Karena Ia Mahatahu.
note: Awal menulis hanya diam yang kumaknai, diakhir penulisan kok jadi nyanyi ''aku ingin begini, aku ingin begitu ...(^_^) , Subhanallah, Allah maha pembolak balik hati
0 komentar:
Posting Komentar