Kali ini saya ingin bahas tentang makna , "MENGHARGAI". Mudah dikatakan , sering menjadi topik pelajaran , tapi tak satupun orang bisa menerapkannya secara penuh dikehidupan mereka.
Terlalu sering diucapkan , tapi sulit untuk dipahami, harus sejauh mana direalisasikan, harus seperti apa dilakukan, Toh semua orang masih saja angkuh , untuk menghargai ketulusan orang lain , kebaikan orang lain .... Apakah ozon hidup ini yang membuat manusia terlalu angkuh untuk bisa menghargai sesama , atau dari diri manusia itu sendiri yang menciptakan pribadi angkuh . Sulit Sekali untuk memberikan 2 detik saja untuk mendengarkan, menghargai orang. Sulit.Sangat Sulit .Bahkan sering kali mereka memutarbalikkan menghargai itu dengan sikap mereka sendiri, MEMPERMAINKAN . Tragedi Disekolah ( Selasa, 28 September 2010, Mata Pelajaran TIK ). Suatu hari Guru banyak yang mengeluh dengan kondisi anak-anak dikelas , mereka mulai tidak sopan, membantah, membentak, tidak mengerjakan peer, lari sana , jalan sini , Hufffft , mereka tidak menghargai siapa yang didepan kelas , Sampai segitukah mereka menanamkan dipikiran mereka bahwa guru hanya sebagai pemberi pelajaran , bukan sebagai pengganti orang tua mereka . Guru itu pun keluar , dengan hati yang perih . Laporan pun sampai kepada kepala sekolah, kebetulan kepala sekolah kami , wanita . Yang kufikirkan , ia seperti ibu , siapapun ia , dia adalah seorang wanita yang memiliki anak dan ingin mendidik anak-anaknya.Entah apa yang mereka lakukan didalam kelas, sampai-sampai kepala sekolah itupun keluar dengan hati yang perih, raut muka sangat sedih.Aku penasaran.
saya masuk kekelas mereka , aku saksikan sendiri tingkah mereka . MEMBENTAK, MEMBANTAH, MELAWAN, LARI SANA LARI SINI , KETAWA2. Marahpun guru yang didepan , mereka membalas membentak, semakin marah , mereka semakin membentak . Aku heran , darimana mereka dapat pelajaran membentak seperti itu . aku tidak punya inisiatif apapun, yang kuinginkan hanya masuk , bersama mereka . Saya Diamkan , 5 menit, tetap sama ( saya hanya duduk diam memandangi mereka, mereka mencemooohkan, mengejek , membentak, seolah olah tidak ada guru didepan kelas ) , 10 menit , beberapa mulai sadar ( sadar dengan tatapan nanar saya , kosong ) , 15 menit , sang ketua kelas sudah memberikan aba2, 20 menit saya diam , mereka sudah duduk ditempat masing2 dan masih ribut . Saya sedih , SEDIH , bukan karena mereka tidak menghargai saya, tapi sifat mereka , saya yakin mereka sangat hormat pada guru buktinya dalam waktu 45 menit ( dan saya harus menunggu selama 45 menit untuk membangun kesadaran mereka ) mereka bisa duduk diam , saya sedih apa yang telah meracuni tingkah mereka sehingga rasa menghormati dan menghargai itu bisa tertimbun di hati mereka , sehingga perlu waktu untuk kita untuk menariknya kembali dari hati mereka .
Saya sedih karena saya sayang mereka , saya sedih karena saya ingin mereka menjadi pribadi yang baik , itu yang saya katakan . Pada mereka , saat suasana hening pada menit ke 50 , saya katakn satu kalimat, bukan dengan panggilan nak, bukan dengan panggilan dek, tapi saya memanggil mereka dengan "kamu" . Sengaja, saya ingin ciptakan diantara mereka dan saya bukan sebagai guru dan murid saat itu, saya ingin jadi teman mereka , dan mereka katakan apa yang mereka mau . Saya katakan , saya sangaaat menyayangi mereka , saya tidak ingin mereka menyembunyikan sifat / kebaikan mereka dalam hati dalam-dalam. Saya ingin mereka menjadi lebih baik, karena saya sayang mereka . Saya katakan lagi , saya tidak perlu kekerasan fisik , karena saya yakin , potensi mereka , sifat mereka pada dasarnya adalah anak anak yang baik , sangat baik bahkan . Tanpa sadar air mata itu jatuh , didepan mereka , saat saya sangat sayang kalian , hargai kami , guru kalian , karena kami sangat sayang kalian, dan karena kami tau kalian adalah anak yang baik , yang memiliki hati yang sangat baik ...
Mereka terdiam pak, terdiam dalam renungan mereka . Sunyi, Senyap . Lalu saya tersenyum, Terima kasih, kalian sudah paham apa yang saya maksud.Saat saya hendak melanjutkan pelajaran , seseorang berceletuk , "KENAPA IBU TIDAK MEMBENTAK DAN MEMARAHI KAMI , IBU BOLEH KOK MUKUL KAMI KALO IBU SUDAH KESAL ".
Saat itu hati saya makin perih , Dengan senyum simpul saya katakan mereka , "RASULULLAH TIDAK MENGAJARKAN KEKERASAN , WALAUPUN HATI KALIAN SANGAT MARAH".
Mereka diam , dan kelas berjalan seperti yang saya inginkan . Bagian positif lainnya , diakhir kelas , mereka ceritakan semua yang membuat hati mereka kacau selama ini . Dan saya pun semakin yakin , Engkau Ya Rasulullah , adalah tauladan bagi kami . Ini ajaranmu , dan ini jalan keluar darimu pula .
Terlalu sering diucapkan , tapi sulit untuk dipahami, harus sejauh mana direalisasikan, harus seperti apa dilakukan, Toh semua orang masih saja angkuh , untuk menghargai ketulusan orang lain , kebaikan orang lain .... Apakah ozon hidup ini yang membuat manusia terlalu angkuh untuk bisa menghargai sesama , atau dari diri manusia itu sendiri yang menciptakan pribadi angkuh . Sulit Sekali untuk memberikan 2 detik saja untuk mendengarkan, menghargai orang. Sulit.Sangat Sulit .Bahkan sering kali mereka memutarbalikkan menghargai itu dengan sikap mereka sendiri, MEMPERMAINKAN . Tragedi Disekolah ( Selasa, 28 September 2010, Mata Pelajaran TIK ). Suatu hari Guru banyak yang mengeluh dengan kondisi anak-anak dikelas , mereka mulai tidak sopan, membantah, membentak, tidak mengerjakan peer, lari sana , jalan sini , Hufffft , mereka tidak menghargai siapa yang didepan kelas , Sampai segitukah mereka menanamkan dipikiran mereka bahwa guru hanya sebagai pemberi pelajaran , bukan sebagai pengganti orang tua mereka . Guru itu pun keluar , dengan hati yang perih . Laporan pun sampai kepada kepala sekolah, kebetulan kepala sekolah kami , wanita . Yang kufikirkan , ia seperti ibu , siapapun ia , dia adalah seorang wanita yang memiliki anak dan ingin mendidik anak-anaknya.Entah apa yang mereka lakukan didalam kelas, sampai-sampai kepala sekolah itupun keluar dengan hati yang perih, raut muka sangat sedih.Aku penasaran.
saya masuk kekelas mereka , aku saksikan sendiri tingkah mereka . MEMBENTAK, MEMBANTAH, MELAWAN, LARI SANA LARI SINI , KETAWA2. Marahpun guru yang didepan , mereka membalas membentak, semakin marah , mereka semakin membentak . Aku heran , darimana mereka dapat pelajaran membentak seperti itu . aku tidak punya inisiatif apapun, yang kuinginkan hanya masuk , bersama mereka . Saya Diamkan , 5 menit, tetap sama ( saya hanya duduk diam memandangi mereka, mereka mencemooohkan, mengejek , membentak, seolah olah tidak ada guru didepan kelas ) , 10 menit , beberapa mulai sadar ( sadar dengan tatapan nanar saya , kosong ) , 15 menit , sang ketua kelas sudah memberikan aba2, 20 menit saya diam , mereka sudah duduk ditempat masing2 dan masih ribut . Saya sedih , SEDIH , bukan karena mereka tidak menghargai saya, tapi sifat mereka , saya yakin mereka sangat hormat pada guru buktinya dalam waktu 45 menit ( dan saya harus menunggu selama 45 menit untuk membangun kesadaran mereka ) mereka bisa duduk diam , saya sedih apa yang telah meracuni tingkah mereka sehingga rasa menghormati dan menghargai itu bisa tertimbun di hati mereka , sehingga perlu waktu untuk kita untuk menariknya kembali dari hati mereka .
Saya sedih karena saya sayang mereka , saya sedih karena saya ingin mereka menjadi pribadi yang baik , itu yang saya katakan . Pada mereka , saat suasana hening pada menit ke 50 , saya katakn satu kalimat, bukan dengan panggilan nak, bukan dengan panggilan dek, tapi saya memanggil mereka dengan "kamu" . Sengaja, saya ingin ciptakan diantara mereka dan saya bukan sebagai guru dan murid saat itu, saya ingin jadi teman mereka , dan mereka katakan apa yang mereka mau . Saya katakan , saya sangaaat menyayangi mereka , saya tidak ingin mereka menyembunyikan sifat / kebaikan mereka dalam hati dalam-dalam. Saya ingin mereka menjadi lebih baik, karena saya sayang mereka . Saya katakan lagi , saya tidak perlu kekerasan fisik , karena saya yakin , potensi mereka , sifat mereka pada dasarnya adalah anak anak yang baik , sangat baik bahkan . Tanpa sadar air mata itu jatuh , didepan mereka , saat saya sangat sayang kalian , hargai kami , guru kalian , karena kami sangat sayang kalian, dan karena kami tau kalian adalah anak yang baik , yang memiliki hati yang sangat baik ...
Mereka terdiam pak, terdiam dalam renungan mereka . Sunyi, Senyap . Lalu saya tersenyum, Terima kasih, kalian sudah paham apa yang saya maksud.Saat saya hendak melanjutkan pelajaran , seseorang berceletuk , "KENAPA IBU TIDAK MEMBENTAK DAN MEMARAHI KAMI , IBU BOLEH KOK MUKUL KAMI KALO IBU SUDAH KESAL ".
Saat itu hati saya makin perih , Dengan senyum simpul saya katakan mereka , "RASULULLAH TIDAK MENGAJARKAN KEKERASAN , WALAUPUN HATI KALIAN SANGAT MARAH".
Mereka diam , dan kelas berjalan seperti yang saya inginkan . Bagian positif lainnya , diakhir kelas , mereka ceritakan semua yang membuat hati mereka kacau selama ini . Dan saya pun semakin yakin , Engkau Ya Rasulullah , adalah tauladan bagi kami . Ini ajaranmu , dan ini jalan keluar darimu pula .
2 komentar:
suka sekali sama cerita yang ini... ^_^
ibu guru berhasil meruntuhkan gunung es dihati muridnya
makasih , mudah2an bisa jadi pelajaran buat kita semua nda
Posting Komentar