topbella

Jumat, 04 Maret 2011

Sound Effect

Geografi, sejarah , mungkin bagi sebagian orang pelajaran yang membosankan. Tapi bisa saja menjadi sangat menyenangkan jika dirangkaikan pada sepenggelan cerita yang dibawa dengan khayalan. Hmmm...tapi tidak menurut mereka, murid muridku. Kebosanan mereka dengan teori teori membuat mereka jenuh dan pada akhirnya mereka membuat kesalahan fatal, bolos. Bukan satu atau dua, tetapi 10 orang, great!!!. Panas terik dan rasa kecewa kepada mereka menjadi satu, aku pun menunggu mereka didepan pagar sekolah selama 1 jam penuh, menanti kepulangan mereka tepatnya. Menit demi menit kulalui, selang setengah jam seorang murid yang bolos kembali, tapi tidak kupersilahkan masuk, aku menyuruhnya kembali, “kalian pergi bersama, dan HARUS pulang bersama,”ujarku tanpa ekspresi. Kembali aku menunggu, dan mereka pun kembali. Ooopss lupa, akhir akhir ini aku suka dengan penggaris besi, karena saat digoyangkan dengan kekuatan dan kecepatan yang tepat akan menghasilkan soud effect angin. Hehehe, iseng aja , kalau lagi bosan aku selalu menggoyangkannya. 

Dan itupun aku lakukan saat menunggu mereka. Mereka kembali, dalam diam aku perhatikan mereka , hanya diam dan tanpa ekspresi . “Beri ibu penjelasan”. Awalnya mereka hanya tertunduk, mudah mudahan tundukan itu menyatakan rasa bersalah mereka, bukan takut pada apa yang akan aku berikan  pada mereka nantinya, dan sound effect penggaris besi itu pun terdengar jelas saat mereka semua terdiam. Salah seorang dari mereka akhirnya menyeletuk dan menjelaskan alasan mereka, lalu satu persatu menyahut, akhirnya saling menyelahkan ,saling menuduh, ku dengarkan mereka sampai selesai. Kaki seorang murid ternyata terkena paku, berdarah , itu salah satu alasan mereka kenapa sampai selama itu. “tahu, kenapa sampai ada kejadian seperti itu, itu peringatan. Peringatan kalau yang kalian lakukan sekarang salah”. Terdiam lagi. Ku ubah raut mukaku, menjadi lebih tenang, kupandangi mereka satu persatu dengan lembut, 

“Kalian tahu, ibu sayang kalian, itu sebabnya ibu selalu ingin tahu keadaan kalian. Selalu, saat mengetahui kalian bolos, pertama yang ibu rasakan bukan marah tetapi risau, gelisah, kemana kalian , bagaimana kalau ada apa apa dengan kalian diluar sana, faham yang ibu rasakan apa??ibu takut kalian kenapa-kenapa", ujarku dengan lembut, disambung dengan intonasi yang tegas dan agak menekankan suaraku. Hanya sedikit lebih keras, “TAPI IBU TIDAK SUKA KALIAN BERTINDAK SEPERTI INI, itu artinya kalian tidak menghargai guru yang berada didalam kelas" . 

“Bosan bu”, celetuk mereka. “Lantas, kenapa kalian harus bolos seperti ini, kenapa kalian tidak mndiskusikannya seperti biasa yang kita lakukan saat pelajaran matematika, kita selalu mendiskusikan bagaimana kita belajar, mau di kelas, mau diluar, yang penting kita sama sama senang, dan mencapai target kita”. Sedari tadi mata mereka tertuju pada penggaris besi yang aku goyangkan dengan keras. “Kalian pantas dihukum khan?, ujarku sambil tersenyum “, “iyaa”, jawab mereka. Dan akhirnya kembali tanpa ekspresi, aku berikan hukuman itu pada mereka dipanas terik , bukan dengan penggaris besi, hukuman yang lain yang lebih pantas, aku mengawasi mereka sampai mereka berada didepan kelas, lalu salah seorang dari mereka menyerahkan tangan mereka, “ibu, kalau  ibu mau pukul saya , pukul aja , “ dalam hati aku tertawa, “siapa yang mau mukul ?”, “itu”, katanya sambil menujuk penggaris besi yang masih saja aku goyangkan. “Loh, ibu Cuma mau menggoyangkan aja kok, biar rada rada serem tadi, ada sound effect. Buktinya kalian udah ketakutan gitu tadi”.Jawabku sambil tertawa iseng. “Hufffh , ibu ni dari tadi buat kami bingung lah, kadang nada suara lembut, tiba-tiba keras, kadang liatin kami lembut, kadang tanpa ekspresi, sekarang kirain mau dipukul rupanya sound effect”. Aku tersnyum , “ingat apa yang ibu katakan tadi, itu cukup”.

Ada hal yang kupelajari dari kejadian ini, mengontrol emosi . Yah bisa saja kejadian , aku akan sangat marah kepada mereka, tapi kemarahan itu nantinya akan berefek negatif dan mmbuahkan kekerasan fisik yang sangat kuyakin, bukan hanya menyelesaikan masalah, tetapi justru menimbulkan kesalahan baru. Saat menunggu mereka , aku pun menenangkan hatiku, aku akan menyampaikan kekecewaan ini dengan keterbalikan situasi, menyatakan kalau aku sayang kepada mereka, dan menegaskan aku tidak suka dengan kelakuan mereka. Kuharap intonasi suara yang tiba tiba berubah itu memberikan aksen, bahwa kaliamat itu harus mereka camkan dalam hati dan fikiran mereka. Kendalikan emosimu, lalu beristighfarlah ...

0 komentar:

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku