topbella

Minggu, 05 Juni 2011

Saksi

Berawal dari sebuah perjumpaan yang tak disengaja, kala aku tengah melaksanakan penelitian sebagai tugas akhirku dikampus. Aku pun diminta untuk menggantikan seorang guru matematika untuk mengajar, tepatnya kelas XI IA 1. Gadis itu bernama arrie. Kesan pertama yang kudapat , ia seorang gadis yang pendiam, tersirat ketegasan, ketegaran dan kesabaran. Diakhir pelajaran, ia menjumpaiku dengan menanyakan keluangan waktu yang aku punya. Aku pun mengiyakan. Dari kesempatan itulah, akhirnya kami begitu dekat dari hari ke hari. Begitu banyak pertanyaan yang aku dapatkan darinya, membuatku bukan menjadi seorang  yang pandai untuk bisa menjawab ribuan pertanyaannya. Tapi justru mengarahkan diriku untuk lebih mencari jawaban yang kreatif agar ia dapat memahaminya.

Kemauannya untuk mengetahui islam, membuatku semakin yakin dengan kehadirannya dihatiku. "Aku akan menyediakan tempat dihatiku, untukmu , arrie ". Pernyataan yang menjadi ikrarku itulah yang semakin lama membuat ikatan hati ini semakin erat. Diantara kami berdua. Diawali dari sebatas perjumpaan sebagai seorang guru dan murid. Menjadi seorang sahabat yang berbeda usia, dan sekarang menjadi lebih erat, bahkan lebih dari seorang kakak dan adik . Ia menjadi bagian dari hidupku. 

Sikapnya yang kritis, membuatku kadang harus banyak mengolah kata. Tapi tak jarang aku sering meledek-nya. Entah siapa yang memulai, aku atau dia, dengan ledekan itu , semakin mewarnai kebersamaan kami. Dalam sukanya, sedihnya, dalam kecuekan ku, dalam kesendirianku juga dalam diamku. Aku termasuk orang yang sangat ingin menjauh dari orang lain saat aku sedang diliputi masalah, tapi jika ia, arrie, yang kuanggap adikku, aku tidak bisa menolaknya. Aku akan menyediakan sebanyak waktu ku untuknya. Mungkin hanya sekedar mendengar cerita dan pertanyaannya, tapi dari setiap kesempatan bertemu itu, aku selalu menemui rasa syukurku padaMu Ya Rabb. Syukurku atas apa yang telah mempercayaiku untuk mengirimkan ia padaku.
Semakin lama, ia semakin mempercayaiku, menceritakan masalah yang mungkin menjadi privasinya. Dan aku pun mulai memposisikan diriku, aku bukan lagi sahabatnya, tapi aku sebagai kakaknya. Saat pertama kali kulihat ia meneteskan air mata didepanku, entah apa yang kurasakan. Rasa sedih yang luar biasa, tapi aku tidak mampu menangis didepannya, aku bahkan mencoba tersenyum dan membuat lelucon untuk melihat senyumnya kembali, walaupun hanya sesekali berhasil. Hanya sekali senyum, itu cukup.

Waktu berlalu dengan cepat, suatu sore ia mengatakan satu hal yang membuatku tersentuh, "arrie pengen memakai jilbab selamanya dan konsisten". Aku terharu dan tersenyum padanya. "Kakak doakan yah, arrie memang the best, hehehe". Sejak hari itu, ia masuk kedalam deretan doa khusus yang kupanjatkan setelah keluargaku. Karena aku sudah menempatkan namanya di sudut hatiku.
Sesering mungkin kami habiskan waktu bersama, entah itu di My Bread, Di pustaka, Mesjid , dan yang paling sering Cafe pustaka. Tempat favorite kami. Dan aku semakin menyayanginya, sebagai adikku . Saat aku dan dia mengikuti seminar kepenulisan Salim A Fillah, aku begitu bahagia dengan semangatnya. Melihat senyumnya, tawanya bahkan sikapnya. Aku ingin sekali menjaganya, sampai kapanpun itu. Terlihat sikap manja, keras kepala, kadang cuek, yang mengingatkanku akan diri sendiri. Seolah aku berkaca kepada dirinya. Dengan nya aku tidak bisa jaim atau menjaga sikap dewasa, aku menjadi diriku apa adanya seperti yang ia inginkan. Tak ingin membatasi sikapku, karena aku tak ingin ia membatasi dirinya denganku. Hari itu, aku dan dia sangat bahagia..Kami berdua sangat bahagia ....

Masalah berganti dengan kebingungannya memilih perkuliahan yang cocok dengan impiannya. Undangan yang sangat ia harapkan pun pupus didepan mata. Aku yang membaca pengumuman itu pertama kalinya, sebelum 15 menit pengumuman online dbuka. Aku sudah menunggu dengan cemas didepan laptop kesayanganku. Aku berharap namanya tertera sebagai salah seorang peserta yang lulus, tapi kenyataan tidak seperti yang diharapkan. Aku pun semakin sedih saat mengabarkan berita itu. Dia tidak membalas sms ku. Ku tahu, ia ingin sendiri. Saat yang berdekatan pula, sahabatku dimedan, memintaku untuk mengunjunginya berhubung ada seorang sahabat lainnya terkena musibah. Aku pun harus pergi, saat kupastikan ia baik-baik saja. Berat rasanya meninggalkan dirinya, saat seperti ini. Tapi dengan adanya komunikasi, kuyakin ia gadis yang kuat. Selalu kucari informasi kabarnya hari demi hari, memastikan ia baik-baik saja. Saat membaca status fb-a, "Kakak cepat pulang..." . Aku menangis ... huffhh..Rabbi, maafkan aku

Saat itu kusadari, semakin lama, Allah ingin mengujinya dengan berbagai ujian. Belum lagi ia tenang, masalah lain berdatangan dalam hidupnya. Aku pun hanya bisa memberikan ketenangan dan motivasi, semua akan baik-baik saja. Walau kutahu itu tidak cukup, tapi yang ingin kupastikan, kehadiranku mengurangi kesedihannya untuk berbagi cerita. Ia menangis didepan ku entah keberapa kalinya, aku begitu sesak menahan tangis itu sendiri. Tapi coba kutahan, kami pun terdiam beberapa saat. Setelah itu, lelucon pun kembali terlontar dan suasana kembali seperti semula. "Arrie, apapun yang diahadapkan padamu saat ini, adalah ujian untukmu menjadi pribadi yang lebih dari orang lain, banyaknya ujian itu yang membedakan kualitas hidup seseorang, tergantung bagaimana ia menyikapinya. Dan kakak yakin arrie bisa"

Hari ini, ia menjumpaiku, mengabarkan padaku, bahwa sambil menunggu pengumuman kelulusan snmptn, ia akan kembali ke kampung halamannya Nganjuk, Surabaya. Tampak awan mendung diwajahnya, ku tahu ada yang membuat ia sedih, ternyata benar. Ia kehilangan sesuatu - barang yang berharga. Ia kesal, belum lagi dengan kondisi hatinya yang mungkin belum benar-benar stabil. Karena kondisi hatinya yang labil hari ini, ia agak bersikap ketus padaku, tapi aku malah bukan merasa di-ketuskan, malah aku semakin meledeknya. Sampai akhirnya masing masing dari kami tidak ada yang mau mengalah. Ku buat ia se-geram mungkin dengan tingkahku, dan ternyata memang 11 12, ia pun melakukan hal yang sama. Great, hari ini kita seri, arrie :P. Aku menemaninya mencari oleh-oleh untuk keluarga. Tawar sana, tawar sini. Ia terus tertawa, dan aku sangat senang melihatnya bahagia, setidaknya awan mendung yang kulihat di awal pertemuan tadi hilang sama sekali, dan ia masih saja meledekku ( Huuffh, hari ini mengalah ). Sampai di akhir waktu, ia memberiku sebuah bingkisan. Sebuah AlQuran mungil berwarna biru yang sangaaaaat aku sukai. Dan ia pun pergi, pamit. Saat perjalanan pulang, aku pun seperti termenung, tidak tahu apa yang sedang kufikirkan. Kendaraan berhenti saat lampu merah, pandanganku kabur, air mataku mengalir  ( Alhamdulillah, pakai helm, ndak terlihat orang lain , hehe ). Sengaja aku keliling kota entah berapa kali, memuaskan diri dengan perasaan yang aku tidak tahu kenapa, aku sedih tapi bahagia melihat dia akhirnya menjumpai orang yang ia rindukan, keluarganya. Mungkin aku bukan kehilangan ia, hanya sesaat, akan terasa kehilangan karena sleama ini kami selalu menghabiskan waktu bersama. Selama perjalanan pulang kerumah, air mataku terus mengalir, tidak terisak, Aku tetap diam, tapi air mata ini terus mengalir. Sesampainya dirumah, mataku sembab.

Arrie, terima kasih telah menjadi bagian dalam hidup kakak, terima kasih telah menjadi tamu dalam hati ini. Terima kasih telah memberikan warna pada sketsa kehidupan ini, dan terima kasih atas ledekan yang tak pernah usai yang kamu katakan pada kakak .. Kakak sayang arrie ....

Adek,,,Ketika kamu akan memahami arti kehidupan ini, barangkali hidup adalah gabungan antara bahagia dan derita. Ia menguji keteguhan iman seseorang. Malang bagi mereka yg hanya mengikut kehendak nafsu, hati nurani hilang, sehingga hidup bagai terombang ambing gelombang lautan..tidak sanggup menerima kebahagian sehingga menjadi lupa diri atau tidak tahan menerima penderitaan dan pada akhirnya menjadi tenggelam dalam kesedihan yang tak berarti. Betapapun dahsyatnya kebahagian toh akan berkahir, begitu pula betapa hebatnya penderitaan juga akan berakhir,,,kesemuanya akan menjadi masa lalu, yg kelak akan menjadi bahan obrolan saat orang tersebut berada di surga Alloh…smoga kita merupakan bagian dari penghuni syurga..insya Alloh Aamin…

0 komentar:

Posting Komentar

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku