Pelataran Jingga

“Din..” , Aku terkejut mendapatkan PM sore itu, panggilan yang sudah lama tidak kudengar, Untungnya nama sang pengirim membuatku tidak betul betul membuatku sakit jantung, hehehe

Namanya dinata, dia teman semasa sma dulu, setiap kegiatan ekskul kami hampir bersama walaupun bukan teman dekat, , basket, taekwondo dan OSIS. Sayangnya ia nasrani, tapi punya  tenggang rasa yang cukup luar biasa. Awalnya ia memanggilku dengan pangilan ai, tapi suatu hari ia memangilku dengan panggilan, din..aku tanya maksudnya, lalu ia hanya mengatakan bagus dan cocok untukku . Why not, sejak saat itu ia memanggilku dengan panggilan din, singkatan dari dinda..

Mungkin sejak awal karena ia sering memanggilku seperti itu, aku menyukai panggilan itu sekarang bahkan esok pun begitu. Aku sangat menyukai panggilan itu, bukan karena temanku tapi karena pangggilan itu. Nama yang membutku sangat nyaman, dan merasa menjadi seperti seseorang yang berbeda, Dinda….

Di pelataran jingga, aku termenung. Dinda..Hmmm sudah lama aku tidak mendengar nama itu, banyak cerita , banyak sketsa yang melatar belakanginya

Hanya sebuah nama tapi mampu menciptakan pemeran yang tak pernah kusangka akan menjadi seperti seorang putri.

Sekali lagi, Dinda...Aku menyukai nama itu bukan karena hal hal yang melatar belakanginya, tapi memang aku sangat menyukai panggilan Dinda..

Satu kata yang kukenali saat SMA yang mengantarkaku untuk bisa menerima siapapun dengan sempurna, tepatnya untuk berbagi