Pemimpi??hehehe, manusia memang makhluk pemimpi. Tidak ada salahnya jika kita menginginkan lebih dari apa yang kita miliki sekarang, walaupun belum mendapatkannya, yang penting kita sudah pernah bermimpi. Hanya mimpi, yang terkadang menjadi energi terbesar bagi seseorang, semangatkah, keceriankah,kebahagiaankah atau ‘kenyamanan’. Semua berawal dari mimpi.
Sudah lebih dari 3 hari aku menanti. Bukan menanti panggilan interview atau gajian. Lebih kepada menanti satu mimpi yang memberikanku inspirasi untuk terus semangat menjalani hidup.Mimpi bersama seseorang yang selalu mendengar keluh kesah, celoteh, gurauan, atau hanya sekedar cerita harianku. Kulalui hari seperti biasa sampai ‘batas waktu’ azan zuhur berkumandang. Aku kembali teringat mimpi.”Hufffh...sudah 3 hari, stok semangatku menipis”. Dalam keheningan usai sholat aku duduk bersandar dimusholla sekolah. Dengan semilir angin yang terdengar, cuaca mendung, aku menutup mataku, “Aku ingin bertemu...”. Ternyata selang 5 menit seorang guru memanggilku. Gagal lagi deh mimpinya.
Fikiranku hari itu seperti berputar dalam lingkaran mimpi. Seolah-olah aku ingin menagih janji, bahwa aku harus bertemu hari itu, tapi sulit juanya. Bagaimana tidak, susah untuk menciptakan mimpi dan membuat mimpi itu hadir disaat yang kita inginkan( ngaco, hehe). Sesampainya dirumah setelah ashar, aku pun memilih membaca buku ‘Barakallahu’ salim a fillah sebagai teman santaiku. Entah karena lelah ataupun memang ingin tertidur, aku pun tertidur. Ketiduran tepatnya. Disaat itulah aku berterima kasih....
Aku menunggu dia menjemputku. Karena hari ini aku ada agenda untuk liqo. Sudah menjadi kebiasaanku, dia – mimpiku, harus mengantarkan aku jika ada kegiatan kajian (Maksudnya biar ada passive income ). Sembari menunggu aku mengulang hafalanku, belum lagi hafalanku selesai. Dia sudah datang menyembunyikan klakson. Aku tersenyum. “Sudah lama??, maaf yah”, katanya dengan nada menyesal, setelah itu ia tersenyum. Aku hanya berpura-pura diam, walau akhirnya ikut tersenyum juga, karena ia sudah menatapku dengan senyuman itu. Luluh mode on. Dia mengantarku sampai ke tujuan. Aku pun langsung bergegas sebelumnya memastikan dia berbalik arah dulu, setelah aku turun, aku sibuk mengirim pesan dari hpku yang akhirnya ditegur oleh dia, “Nanti dulu smsnya, masuk dulu gih”. Aku nyengir segera menyalaminya, lalu pergi menuju pintu masuk. Sebelumnya aku menoleh kebelakang, melihat dia menghentikan kendaraannya.Lalu tertawa. Tahu kenapa??.Sesaat setelah aku turun dari kendaraan, aku mengetikkan pesan yang kutujukan padanya. Pesannya, “Kangeen..^_^”. Dari kejauhan aku tersenyum. Sementara ia hanya geleng-geleng melihatku berbalik langkah langsung masuk. Ada saja hal yang membuatku ingin mengerjainya, dengan cara apapun itu. Bersamanya, bercanda dengannya, membuatku lebih menghargai waktu yang diberikan.
Hingga tiba dirumah. Dia sibuk dengan kerjaan dilaptop kesayangannya, aku pun mengintip keasyikannya dengan dunia maya. Kutunggu sampai ia benar-benar sedang santai, aku pun mengajaknya membuat life mapping. Tau khan?? Seperti peta hidup yang berisikan target-target yang ingin dicapai dalam kisaran waktu tertentu. Semuanya terencana. Awalnya ia masih belum paham, setelah aku jelaskan bagaimana. Ia mengangguk dengan semangatnya, “Ayo, kita buat”. Dengan kata-kata ‘kita’, pada akhirnya dia menyerahkan laptopnya dan melihatku membuat keseluruhan sendiri. Awalnya tidak sadar , setelah beberapa saat ia tersenyum sendiri, aku sedang dikerjai.Hufffhh...
Target yang dimulai dengan harian.Kami harus menyepakati apa yang harus kami capai. Seterusnya berlanjut, seminggu, sebulan, setahun, lima tahun dan jangka panjang. Dia yang membuat petanya, aku yang memberi saran ini dan itu. Untungnya dia dan aku memiliki visi yang sama. Sesekali kukerjai dia dengan menuliskan target yang membuat dia menarik nafas, apalagi kalau tidak membaca buku dalam kurun waktu tertentu. Hahaha....
Seusai membuat life mapping dan kami ingin mencetaknya. Tinta habis, dia langsung bersiap-siap pergi. Aku pun mencegahnya, “Besok aja, jangan kemana-mana lagi. Disini aja...”. Dia pun meledekku kembali, langsung kusogok dengan makanan, baru dia mengiyakan. Seperti biasa, aku tidak ingin dia pergi, selagi dia masih bersamaku. Aku ingin dia tetap bersamaku. Dering HP merdu...Hufffhh, dering itu yang membuatku tersadar dari mimpi. Kesal ? Iya. Sudah 3 hari lamanya aku ingin berjumpa, kali ini berjumpa harus ter-cut begitu saja (Emosi). Tapi untungnya dering hp itu yang membangunkan aku saat pukul menunjukkan jam 18.00. Hampir magrib, aku pun bersiap-siap. Seolah semangatku sudah terisi penuh kembali. Dengan ceria aku dan rasa lapar, aku mencari makanan ke bawah. Hehehe...Hidup yang indah sudah menanti senyumanku. Riang wajahku sudah terpoles sempurna. Aku bahagia, setidaknya karena aku sudah bertemu, walau dalam mimpi ...Hanya mimpi ...
2 komentar:
ikut bahagia membaca tulisan mu, seolah hadir dalam cerita...
nice dream...
terima kasih penjajah!
iyyah, namanya juga menulis apa adanya,,,
Posting Komentar