Senyum yang menemani lelahku, membuatku kurang bersemangat pagi itu. Ditambah lagi dengan kegelisahan dimalam selasa yang aku rasakan. Hufff...Seolah olah semangatku berhasil tertimbun begitu saja. Rutinitas pagi pun terlaksanakan seperti biasanya. Aku menikmati sarapan dalam dinginnya pagi, mama menemaniku. Lalu beliau bercanda, aku pun tersenyum simpul. Ku lihat raut mukanya serius, saat beliau menanyakan sebuah perihal yang membuatku menatapnya dalam. Beliau tersenyum, ingin membuatku yakin, kalau yang aku dengar saat itu benar adanya. Ku jawab apa yang beliau tanya, perkara demi perkara berurutan menuntut jawaban dalam ketidak percayaanku. ( Sebenarnya mau ketawa, cuma karena lelah, aku pun rela menjawabnya, hahaha)
Entah apa yang didalam benak beliau. Kali ini beliau seolah me-review semua kejadian seusai tamat SMA. Beliau mengetahui semuanya, dengan detail, tak terkecuali, karena beliaulah orang kepercayaanku saat itu, sekarang dan masa depan. Narasi yang beliau berikan pagi itu berbeda dengan narasi yang biasanya. Seperti ada dorongan, dukungan, semangat yang membuncah. Aku tertawa, kujelaskan padanya, tidak sesingkat itu memproses satu kesimpulan. Aku butuh waktu untuk menentukan pilihan. Pilihan yang nantinya bukan hanya untukku, tapi untuk agamaku, keluargaku, dan lingkunganku. Beliau memegang tanganku, seolah meyakiniku, "Semua terserah padamu, itu hak kamu, nak...Fikirkan baik-baik. Aritmatika kehidupan ini tidak pernah usai, memang ada beda pada setiap alur, tapi setiap beda itu menciptakan pola yang indah". Aku mengangguk, sesaat ada rasa lelah dan beban yang kurasakan saat kuingat kembali yang terdahulu.
"Malam senin ya Maa, InsyaAllah..Beri Aku Waktu ..."...Beliau tersenyum kembali.Huffhfh..Ma..semoga keputusan apapun yang kuambil bisa mempertahankan senyummu sampai batas akhir waktu..Aku ingin kita selamanya bahagia dalam ketenangan bathin kita.
1 komentar:
Amiiin ya Allah....
insya Allah...
Posting Komentar