Aku akan ceritakan satu hal yang kuperhatikan dari seorang sahabatku yang memiliki perasaan yang begitu lembut. Terima kasih ya ukhti , apa yang kita bicarakan, apa yang kita diskusikan apa yang kita perbincangkan , ada ibrah yang dapat kuambilll tentang ,
”katakanlah walaupun itu pahit”.
Pernah dengar khan. Katakanlah, kejujuran itu indah dan suci. Pahit dimana yang dimaksud , pahitkah rasanya??Tidak. Pahit yang dimaksudkan adalah pahit saat kamu harus menyatakan pada saudaramu tentang suatu hal. Bingung?? Oke . Ambil suatu cerita :
Kamu tahu sahabatmu memiki suatu sikap yang mungkin tidak baik.Misal egois, dan kamu ingin menasehatinya, untuk menegurnya.Yah itu sebuh kritikan, dan kamu hanya katakan kebenaran.Pahitkah baginya saat kamu katakan itu ? iya, pahit memang, saat kita dikritik itu adalah saat dimana kita merasa kecil. Saat kita merasa paling buruk.Tapi ketahuilah kritikan itu justru membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi bagaimana dengan si pengkritik itu ? dia biasa saja ? No, You’re wrong. Pahit bagi kita yang dikritik , pahit pula bagi dia yang mengkritik. Mengkritik seseorang itu juga beban, beban bahwa dia akan mengatakan keburukan orang lain, yang dia sendiri juga tidak tahu apakah dirinya juga telah baik. Justru disaat bersamaanlah seseorang terus intropeksi diri. Pahit baginya untuk memikirkan perasaan kita yang telah dikritik. Bagaimana tidak, bayangkan saat kita setelah dikritik , apakah kita tetap seperti biasa? Tidak . Kita pasti akan murung sesaat, yaah mungkin untuk mencerna bahwa itu untuk kebaikan kita, dan itu adalah beban bagi si pengkritik, dia akan didiamkan.
Saudaraku ,sahabatku. Ini untuk kita kebaikan untuk menjujung kehidupan dan kepribadian yang lebih baik . Katakanlah itu walau itu pahit , jangan berprasangka bahwa saudaramu hanya Cuma bisa berkomentar , tapi buat pemikiran bahwa mereka menyayangimu dan yakinkan kamu akan menyayangi mereka seperti mereka menyayangimu
Special tuk sahabat liqo , i love you coz Allah ya ukhti
0 komentar:
Posting Komentar