Gadis cilik itu berjabat tangan dengan seorang sahabat barunya, Area. Keluarga area baru pindah seminggu yang lalu dan menjadi tetangga gadis cilik itu, ningsih. Pada dasarnya area anak yang sangat bersahabat dan periang, ningsih menjadi semakin dekat dengannnya. Bermain, bercanda, bahkan mengerjakan tugas sekolah bersama. Kebetulan mereka sekolah di tempat yang sama. Sebulan sudah berlalu, area dan ningsih menjadikan taman kecil di belakang rumah mereka menjadi tempat mereka bermain. Markas mereka tepatnya. Suatu hari area memberikan sebuah vas pada ningsih. Ningsih sangat tertarik pada bunga, dan area sangat mengetahuinya, karenanya area memberikan sebuah vas kecil dan meletakkannya ditaman itu sebagai hadiah untuk ningsih. Ningsih sangat menyukainya. Setiap pagi ningsih selalu meletakkan bunga di vas itu dan merangkainya sendiri sehingga vas itu sangat cantik. Ningsih sangat menyukai vas itu dan tidak membiarkan seorang pun untuk meletakkan bunga lain didalamnya, walaupun dari area sendiri. Area dibuatkan vas lain, agar area bisa merangkai bunga bersama dengan ningsih.
Sore itu ningsih ingin menggantikan bunga didalam vas kesayangannya, tapi ia justru melihat area meletakkan bunga lain dalam vas itu. Area sangat tau kalau ningsih sangat tidak suka ada bunga selain darinya mengisi vas itu, tapi sore itu area meletakkan bunga lain.
Ningsih tetap melangkah ke arah area, tanpa mengambil bunga yang diletakkan area, ningsih meletakkan bunga miliknya, lalu menyatukannya dengan bunga milik area. Tidak seperti biasanya, ningsih merangkainya tanpa senyuman. Dan area tidak memperhatikan itu, area keasyikan bermain yang lain.Ningsih hanya diam.
Keesokan harinya area melakukan hal yang sama, ningsih pun dalam diam tetap merangkainya. Kejadian itu berulang beberapa kali, ningsih yang memang pendiam, tidak juga untuk jujur pada area bahwa ia tidak suka orang lain mengganggu vas nya itu, dan area tau itu. Tapi area tetap melakukan hal yang sama berulang kali, padahal dulu area sangat berhati hati dengan vas itu dan tidak mengganggunya sama sekali.
Persahabatan area dan ningsih menjadi kaku. Ningsih kebanyakan berdiam diri, dan area yang periang tetap bersikap biasa hingga akhirnya mereka jarang bermain bersama. Area sekarang sering bermain dengan teman cowok nya yang lain, sore hari area bermain sepeda bersama teman temannya. Ningsih menjadi sendiri dan jarang mengunjungi taman. Seminggu kemudian, ningsih ingin mengganti bunga di vas kesayangannya, ia sangat rindu untuk merangkainya kembali, tapi yang terlihat justru bunga dan rumput rumput yang sangat tidak disukai ningsih terdapat didalam vas tersebut, dan terlihat area baru pergi dari taman itu.
"Pasti area yang menggantinya", batin ningsih.
Ningsih pulang kembali dengan bunga yang masih digenggamnya, ia mengurungkan niatnya.
Kediaman itu berlangsung lama, sampai kemudian mama menanyakan ningsih kenapa sekarang sudah jarang bermain dengan area. Ningsih hanya bisa menjawab pelan, "Area nya udah lain, dia tidak perduli lagi dengan ningsih". Fikiran ningsih melayang pada beberapa kejadian yang berlalu, area sangat mengetahui ningsih, kesukaan dan ketidak sukaan, tapi akhir akhir ini seperti tanpa bersalah area melakukan sesuatu yang tidak disukainya ningsih. Area tau itu, dan sekarang ia sibuk dengan teman cowok lainnya.Yang paling membuat ningsih sedih, vas itu dijatuhkan oleh area dan pecah berkeping keping.
"Namanya juga anak laki laki ningsih, senengnya maen ama temen temennya, bukan main di taman nemenin ningsih selalu. Nanti ningsih juga ngerti, ada saat sesuatu terjadi tidak sesuai dengan keinginan ningsih, semua bisa berubah. Iya khan"
Ningsih menyembunyikan kepalanya dibalik bantal. Menangis .
Area tidak menepati janjinya untuk menjaga vas itu.
0 komentar:
Posting Komentar