topbella

Sabtu, 26 November 2011

Ka Pe De


( Krisis Percaya Diri )

Wuaaaaa ....rasanya bulan ini penuh tantangan. Aku yang biasanya dengan sigap memutuskan segala sesuatu yang baru untuk murid muridku, bulan ini aku tidak bisa menyesuaikan dengan tempo waktu. Ujung ujungnya, sebagai seorang guru, Aku mengalami sindrom KPD krisis Percaya Diri. Apalagi yang memang diharapkan seorang guru jika tidak mendidik anak anaknya, juga mampu mentransfer ilmu secara sempurna . SEMPURNA!. Tidak  1%, 2%, 3%...dsb. Sedari dulu aku memang menerapkan kecepatan dan ketepatan untuk mereka dalam mata pelajaran yang aku pegang. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan tempo waktu cepat. Sehingga mudah bagi mereka menangkap sesuatu dengan cepat dan menyelesaikan sesuatu dengan sedikit tantangan waktu. Tapi masalahnya adalah aku kehabisan cara untuk dapat mengendalikan mood mereka. Ok semua kembali pada sang guru, aku. Terkadang mereka bisa begitu bersemangat mengerjakan semua soal yang kuberikan, tapi terkadang mood mereka drastis sehingga selama jam pelajaran, hanya tawa yang terdengar. Mungkin udah kelewat stress dengan angka , hehehe

Dengan kecepatan mereka akhir akhir ini, materi yang menjadi target tercapai sebelum waktunya. Dan itu sangat melegakan mereka, materi habis. Senyum terkembang Tapiiiiiiii...bencana untukku ( agak melebaykan ) . Bagaimana tidak, sebelum menjelang UAS sebulan lagi, mereka harus mengulang semua materi itu dalam pembahasan soal dan aku harus mencari game game kreatif agar mereka tetap bersemangat mengikuti pembahasan soal itu. Mau bahas soal secara tradisional? Dijamin, hasilnya yang ada gambar kartun di lembar jawaban mereka . Hufff ( pengalaman satu tahun)
Ok sekarang bayangkan, dalam satu minggu 3 hari berturut turut, menangani 2 kelas , itu artinya 6 kali pertemuan. Dan dengan waktu sesingkat itu,hanya beberapa jam aku harus mempersiapkan jenis game yang berbeda, metode pembelajaran berbeda juga bahan game nantinya. Ohhh noooooo..Pernah sekali waktu aku mencoba 1 game untuk 2 kelas. Dan anak anak tidak semangat karena sudah mengetahui trik penyelesaian permainan. Makanya aku harus membuat seusatu yang berbeda terus menerus dalam waktu sesingkat seingkatnya.
Aku krisis PD, gimana tidak. Saat melihat pencapaian mereka dalam pembahasan soal seminggu terakhir sangat dop. Banyak yang merasa sudah jenuh dan tak jarang juga mereka mengkritikku.Padahal seminggu sebelumnya mereka berhasil melewati target, mungkin masa mereka jenuh. Melihat anak anak yang tidak bersemangat itulah yang membuat semakin lama krisis PD ini bertahan, seakan akan aku tidak mampu untuk menangani mereka. Tapiii nyatanya, aku tetap kembali pada satu tujuan, tujuanku untuk mereka. Kuupayakan selalu yang terbaik demi mereka, walaupun sangat susah meningkatkan kembali motivasi mereka, tapi selalu itu yang kuupayakan agar mereka merasa tak sia sia menghabiskan sebagaian waktu mereka
Sekarang yang harus kulakukan adalah menemukan antibiotik untuk penyakit KPD ini, enggg inggg eeengggg.
# Terima kasih muridku, secara tidak langsung kalian mengajarkan  untuk lebih kreatif

Senin, 07 November 2011

Pelataran Jingga


“Din..” , Aku terkejut mendapatkan PM sore itu, panggilan yang sudah lama tidak kudengar, Untungnya nama sang pengirim membuatku tidak betul betul membuatku sakit jantung, hehehe
Namanya dinata, dia teman semasa sma dulu, setiap kegiatan ekskul kami hampir bersama walaupun bukan teman dekat, , basket, taekwondo dan OSIS. Sayangnya ia nasrani, tapi punya  tenggang rasa yang cukup luar biasa. Awalnya ia memanggilku dengan pangilan ai, tapi suatu hari ia memangilku dengan panggilan, din..aku tanya maksudnya, lalu ia hanya mengatakan bagus dan cocok untukku . Why not, sejak saat itu ia memanggilku dengan panggilan din, singkatan dari dinda..

Tama



Kelak akan kusampaikan pada dunia, tentang citra dan karya manusia
Melalui pelataran dunia untuk menyampaikan beribu makna
Tentang cinta, kasih sayang , kesabaran untuk sesama dari TuhannNYa

Mulai minggu lalu aku mendapatkan tambahan kegiatan, tetap sama sih temanya, MENGAJAR. Kali ini memang agak sedikit diuji dengan kesabaran, karena orang tua dari si anak sudah terlebih dahulu memberitahukanku bahwa ia harus ulang semuanya dari awal, sangat awal. Kufikir memang materi dasar tapi tidak, aku memang harus mengulang dari saaaangat awal.

Sebut saja namanya tama ( hehe, minjam pemeran dalam sinetron dewa ) , pertama kali yang kuajari adalah matematika. Yup satu pelajaran yang membuat semua orang mengeryit kan muka dan selalu menggelengkan kepala sebelum memulai. Materi awal yang kami pelajari tentang logaritma. Saat ia mendengar penjelasanku ia faham, tetapi setelah mendapatkan soal baru ia bingung harus melakukan apa, aku merasa gagal sih. Tapi seperti biasa, sebelum aku 
mendapatkan titik pencapaian bagaimana menaklukkan seorang anak, aku belum menyerah, cieeee...ku ulang dengan lebih lambat dan pelan, berulang kali. BERULANG KALI!!!( dipertegas lagi, biar kesannya dalem ) . 15 kali mengulang model sosal yang sama dengan pemahaman yang sama, aku tidak tahu dimana letak kesalahanku sehingga ia belum mengerti juga, sementara adikku yang sama sama belajar saat itu sudah berguling guluing ria sambil mengeluh, “Kak aiiiii, lanjutttttt” , aku hanya cuek dan memberikan dia soal baru, hehehehe

Dik Triesna

Foto Saya
Dik Triesna
"Allah Tetapkan Apa Yang Terbaik Bagi HambaNya dan Akan Indah Pada Saatnya, Bersabarlah..."
Lihat profil lengkapku